Tulisan kecil ini kutujukan khusus untuk diriku sendiri. Silakan dibaca dan diambil hikmahnya jika dirasa bermanfaat.
Kewajiban menulis di komunitas ODOP sudah selesai aku laksanakan semuanya. Walau masih berantakan dan jauh dari kata sempurna. Aku sangat berterima kasih kepada para PJ yang telah memfasilitasi dan menyemangati untuk terus menulis. Dengan selesainya program dan tantangan dari ODOP bukanlah alasan untuk berhenti menulis. Sebaliknya ini adalah titik awal untuk membiasakan menulis tanpa dipaksa, ditantang atau dinilai.
Pira dan Sulis terlihat duduk termenung di depan ruangan UGD. Peristiwa kilat yang mereka saksikan di hari itu seperti mimpi. Perempuan itu telah berkorban demi menyelamatkan Sulis. Pira yang melihat langsung kejadian tersebut termenung dan masih tidak percaya. Tak hanya Pira, Sulis syok tak bisa berkata-kata. Sifat pendiamnya semakin menjadi-jadi. Hanya wajah dan kedua mata yang sayu terus mengeluarkan air mata penyesalan.
Intan masih menunggu di kamar Hafshah. Namun, hari semakin gelap dan tidak ada tanda-tanda kedatangan teman satu kamarnya. Ia menutup jendela, pintu dan merapikan lemari. Saat itulah, di salah satu buku yang ia rapikan, Intan menemukan kertas. Ditarik dan dibacanya perlahan. Kemudian bulir deras dari kedua mata itu jatuh membasahi pipi bulat Intan. Penyesalan dan hanya penyesalan.
Kertas yang tertulis dan diselipkan di sela-sela buku tak terlihat ataupun disentuh oleh Intan. Isyarat yang diberi oleh Pira tak ada kemajuan sedikitpun. Padahal beberapa kali Intan melihat dan merapikan keadaan di atas lemarinya.
Dua hari kemudian, tepat di hari jum´at. Penghuni kamar hafshah sibuk membereskan tempat tidur dan lemarinya masing-masing. Hari jum´at adalah hari libur yang diberikan pihak pondok kepada semua santri yang masih menimba ilmu. Kelas bahasa arab, kelas Fiqh, kelas Sirah dan kelas tahfidz, juga kelas-kelas lainnya ditiadakan sementara waktu. Hari jum'at diisi dengan senam bersama juga kerja bakti yang selalu dilakukan di pagi hari.
Sudah tujuh hari semenjak kejadian di Tabligh Akbar. Pira lupa menemui Bu Nyai untuk menyampaikan amanah dari Intan. Lagipula Intan sepertinya juga sibuk oleh kegiatan Pondok yang menyita waktunya. Bahkan untuk mengobrol atau mengingatkan keinginannya tidak dapat dilakukannya.
Waktu berlalu begitu cepat. Matahari terik sudah di atas kepala dan bayangan pun telah sejajar dan lebih pendek dari benda yang dipantulkannya. Sholat zuhur sudah dilaksanakan, begitu pun dengan makan siang. Intan yang sedari tadi sibuk memilih jilbab dan gamis terbaik untuk dikenakannya pada acara Tabligh Akbar siang itu. Pun dengan pirana, ia tengah bersiap untuk pergi. Tetapi Sulis dan Bu hana sama sekali tidak kelihatan di asrama.
Pagi hari, di halaman depan kamar Hafsah.
"Mb Pira, hari ini ada kesibukan, tidak? di Masjid akan diadakan Tabligh Akbar, katanya pembicaranya adalah Ustads kondang." tanya Intan.
"Ustads kondang? Siapa?."
Lima belas tahun yang lalu.
Merayakan Anniversary adalah hal wajib bagi setiap pasangan kekasih untuk menumbuhkan rasa memiliki satu sama lain dan juga merekatkan hubungan yang telah dijalin. Itu sih katanya Bang Dana setiap kali anniversary.
Keesokan harinya sekitar jam tiga pagi. Mengucapkan doa bangun tidur lalu mengambil air wudhu. Pirana, janda kembang itu selalu menjadi alarm bagi teman-temannya, ia yang selalu pertama bangun dari tidur. Pirana dengan sengaja membacakan lantunan ayat suci Alquran untuk membangunkan teman kamarnya, jika dalam sepuluh menit mereka masih belum bangun maka Pirana akan membangunkannya dengan menggerak-gerakkan badan mereka.
Keputusan untuk menjadikan Hafshah sebagai nama kamar mereka adalah hal yang tidaklah mudah. Banyak pertimbangan yang harus mereka pikirkan. Bukan hanya memberikan label nama tanpa ada arti, tetapi harus penuh makna dan memberikan pengetahuan baru bagi yang mendengarnya.
Bu Hana, perempuan paling senior itu ditunjuk sebagai leader yang mengatur diskusi santai dengan mengangkat tema pemberian nama kamar. Sesekali terjadi perdebatan antar mereka demi mendapatkan nama yang baik dan penuh arti dalam ruangan yang belum bernama tersebut.
Sumber Gambar : ppmaswaja.org
Kepulan debu bertebaran sepanjang jalan. Lalu lalang pengendara meninggalkan debu dan asap yang berkumpul membentuk satu kesatuan. Terbang tinggi melintasi udara menuju rumah-rumah penduduk, meninggalkan jejak kasap yang mesti di bersihkan oleh penghuninya setiap hari. Pohon-pohon yang terletak di tepi sepanjang jalan pun layu. Daun menguning, berguguran saling menyusul satu sama lain. Akar yang berusaha tegar tanpa makanan sedikitpun, mulai kehilangan semangat dan berharap hujan menyirami tubuhnya yang berkerut dan rapuh.
Kepulan debu bertebaran sepanjang jalan. Lalu lalang pengendara meninggalkan debu dan asap yang berkumpul membentuk satu kesatuan. Terbang tinggi melintasi udara menuju rumah-rumah penduduk, meninggalkan jejak kasap yang mesti di bersihkan oleh penghuninya setiap hari. Pohon-pohon yang terletak di tepi sepanjang jalan pun layu. Daun menguning, berguguran saling menyusul satu sama lain. Akar yang berusaha tegar tanpa makanan sedikitpun, mulai kehilangan semangat dan berharap hujan menyirami tubuhnya yang berkerut dan rapuh.
Sumber Gambar: Fb Yoyok Waluyo
Harta yang paling berharga adalah keluarga, Mutiara tiada tara adalah keluarga. Lirik lagu berikut memang sudah tak asing lagi bagi pemuda zaman now apalagi yang lahir antara tahun 80-90an. Sinetron tentang keluarga yang sangat mendidik. Ngomong-ngomong tentang keluarga. Merekalah "Keluarga Beetle" yang Viral lewat unggahan fotonya disalah satu media sosial. Yoyok Waluyo, pengguna Akun facebook ini memposting foto keluarga zaman jadul (1974) yang ia sandingkan dengan foto keluarga zaman now (2017) dengan jumlah orang, pose dan latar belakang mobil VW keluaran tahun 1962 yang sama.
Foto yang Viral tersebut diberi caption "Same 1962 Beetle ... Same People ... Alhamdulillah kami semua masih sehat, terutama Ibu n Bapak ... Photo tahun 1974 n 2017 ...," tulis Yoyok. Jika dihitung sudah 43 tahun kebersamaan keluarga mereka. Masih tetap utuh dan panjang umur terutama untuk kedua orangtua Yoyok waluyo.
Hal yang membuat haru pada postingan tersebut hingga menjadi viral karena perbandingan foto dari zaman jadul hingga zaman now, keluarga yang masih lengkap, tetap sama dan terlihat bahagia. Siapapun yang melihat postingan tersebut pasti berdecak kagum akan keluarga yang masih lengkap meski telah menempuh perjalanan waktu yang cukup panjang yaitu selama empat puluh tiga tahun.
Dalam perbincangan Yoyok Waluyo kepada detikcomm (9/11/17) ia menjelaskan bahwa mobil yang berada dalam foto tersebut adalah mobil pertama milik Ayahnya, mereka pun berfoto saat pertama kali mobil tersebut tiba di rumah. Diambil pada hari minggu tahun 1974 pada saat itu. Kemudian, setelah saya melihat kembali foto tersebut di album. Saya mengobrol dengan Ayah, Ibu dan adik-adik saya untuk foto seperti itu lagi. Dan Akhirnya April 2017 kemarin kami berfoto bersama pada saat acara kawinan, foto itu pun kami ambil sebelum berangkat ke kawinan, jelas Yoyok Waluyo.
Yoyok juga mengatakan bahwa mobil yang terlihat pun masih bagus dikarenakan pada tahun 2015 ia merestorasi mobil tersebut. Selain itu yang membedakan foto tersebut adalah tempat pengambilan foto, foto yang diatas saat di Jember sedangkan yang di bawah adalah rumah keluarga besarnya di Pondok Indah.
Keluarga manapun yang melihat postingan ini, tentu sangat ingin menjadi seperti mereka. Memiliki umur yang panjang dan juga keluarga yang lengkap, harmonis, terlihat kompak dan bahagia.
Dalam menjawab pertanyaan Jefry C Sandyaga seorang warganet yang bertanya tentang rahasia kekompakan keluarga mereka. Yoyok Waluyo menjelaskan bahwa, "Alhamdulillah kami selalu mencoba saling terbuka, transparan, menghormati, menghargai, dan selalu menyempatkan bertemu bersama-sama seminggu sekali. Nonton/makan malam/sarapan/ke pasar dan juga saling berusaha menyenangkan lainnya."
Inilah potret keluarga utuh nan harmonis meski berjalan bertahun-tahun. Di tengah maraknya perceraian, kasus keluarga yang saling menyakiti hingga membunuh. Setidaknya masih ada potret keluarga ideal. Wajarlah jika postingan foto tersebut viral menyentuh netizen dan warganet.
#VIRAL
#Tantangan8
@gudesmaa21
Harta yang paling berharga adalah keluarga, Mutiara tiada tara adalah keluarga. Lirik lagu berikut memang sudah tak asing lagi bagi pemuda zaman now apalagi yang lahir antara tahun 80-90an. Sinetron tentang keluarga yang sangat mendidik. Ngomong-ngomong tentang keluarga. Merekalah "Keluarga Beetle" yang Viral lewat unggahan fotonya disalah satu media sosial. Yoyok Waluyo, pengguna Akun facebook ini memposting foto keluarga zaman jadul (1974) yang ia sandingkan dengan foto keluarga zaman now (2017) dengan jumlah orang, pose dan latar belakang mobil VW keluaran tahun 1962 yang sama.
Foto yang Viral tersebut diberi caption "Same 1962 Beetle ... Same People ... Alhamdulillah kami semua masih sehat, terutama Ibu n Bapak ... Photo tahun 1974 n 2017 ...," tulis Yoyok. Jika dihitung sudah 43 tahun kebersamaan keluarga mereka. Masih tetap utuh dan panjang umur terutama untuk kedua orangtua Yoyok waluyo.
Hal yang membuat haru pada postingan tersebut hingga menjadi viral karena perbandingan foto dari zaman jadul hingga zaman now, keluarga yang masih lengkap, tetap sama dan terlihat bahagia. Siapapun yang melihat postingan tersebut pasti berdecak kagum akan keluarga yang masih lengkap meski telah menempuh perjalanan waktu yang cukup panjang yaitu selama empat puluh tiga tahun.
Dalam perbincangan Yoyok Waluyo kepada detikcomm (9/11/17) ia menjelaskan bahwa mobil yang berada dalam foto tersebut adalah mobil pertama milik Ayahnya, mereka pun berfoto saat pertama kali mobil tersebut tiba di rumah. Diambil pada hari minggu tahun 1974 pada saat itu. Kemudian, setelah saya melihat kembali foto tersebut di album. Saya mengobrol dengan Ayah, Ibu dan adik-adik saya untuk foto seperti itu lagi. Dan Akhirnya April 2017 kemarin kami berfoto bersama pada saat acara kawinan, foto itu pun kami ambil sebelum berangkat ke kawinan, jelas Yoyok Waluyo.
Yoyok juga mengatakan bahwa mobil yang terlihat pun masih bagus dikarenakan pada tahun 2015 ia merestorasi mobil tersebut. Selain itu yang membedakan foto tersebut adalah tempat pengambilan foto, foto yang diatas saat di Jember sedangkan yang di bawah adalah rumah keluarga besarnya di Pondok Indah.
Keluarga manapun yang melihat postingan ini, tentu sangat ingin menjadi seperti mereka. Memiliki umur yang panjang dan juga keluarga yang lengkap, harmonis, terlihat kompak dan bahagia.
Dalam menjawab pertanyaan Jefry C Sandyaga seorang warganet yang bertanya tentang rahasia kekompakan keluarga mereka. Yoyok Waluyo menjelaskan bahwa, "Alhamdulillah kami selalu mencoba saling terbuka, transparan, menghormati, menghargai, dan selalu menyempatkan bertemu bersama-sama seminggu sekali. Nonton/makan malam/sarapan/ke pasar dan juga saling berusaha menyenangkan lainnya."
Inilah potret keluarga utuh nan harmonis meski berjalan bertahun-tahun. Di tengah maraknya perceraian, kasus keluarga yang saling menyakiti hingga membunuh. Setidaknya masih ada potret keluarga ideal. Wajarlah jika postingan foto tersebut viral menyentuh netizen dan warganet.
#VIRAL
#Tantangan8
@gudesmaa21
Beberapa hari yang lalu saya sempat kesal dengan kucing tetangga yang seringkali menghampiri kucing kami di rumah. Ketika pintu terbuka sebentar saja, kucing tetangga dengan sigap mencuri celah agar bisa bertemu dengan meong kami. Sepertinya ia lagi kasmaran. Padahal kucing kami selalu saja sembunyi dan ketakutan jika ia datang. Si hitam sampai mencari tempat tertinggi di atas lemari untuk menghindari cengkraman kucing tetangga. Dan saya sigap mengambil sapu untuk mengusirnya. Untung saja hewan, kalau manusia sudah saya laporkan ke komnas perlindungan anak, hehehhe.
Sembilan minggu yang lalu, saya membaca iklan yang masuk dalam salah satu grup WA yang saya ikuti. Iklan yang tak biasanya. Tidak menjual baju, buku atau lainnya. Iklan tersebut mengajak kita untuk menghafal Alquran. Bukan menghafal Alquran biasa tetapi iklan tersebut memberikan metode yang secara gamblang dituliskannya "Menghafal Alquran semudah tersenyum" kalau disingkat menjadi metode "Master".
Penundaan adalah pisau kematian
Memangkas waktu yang penuh harapan
Bukan record yang bisa diputar
Hanya penyesalan jika tak diselesaikan
Kemalasanlah kambing hitam
Berdalih hanya insan biasa
Katanya hati tidaklah konstan
Tetapi dinamis mencari muara
Benar, suasana hati memang tak konstan
Sedetik sebelum dan sesudah pun adalah misteri
Tentang apa yang digariskan
Dalam tinta hitam putih kehidupan
Berlatih, memaksa, dan melawan
Atas hadirnya pisau kematian
Melakukan mimpi tanpa penundaan
Maka terimalah suka yang dihadirkan
@gudesmaa21
111117
Apa yang kita lakukan untuk memperingati hari Pahlawan? Cuek, biasa saja, membuat status "Selamat Hari Pahlawan" di media sosial agar semua orang tahu kalau kita masih ingat tentang sejarah dan masih punya jiwa nasionalis, memakai kostum pejuang, membaca kembali kisah Pahlawan serta perjuangannya, menulis kembali kisahnya, menyanyikan lagu -lagu bertema Pahlawan, mengikuti upacara bendera atau hal-hal lainnya yang sangat erat hubungannya dengan Pahlawan. Apapun itu, semoga mereka yang gugur sebagai Pahlawan ditempatkan ditempat sebaik-baiknya. Dan kita yang hanya membaca dan mendengar kisah dibalik peringatan Hari Pahlawan dapat meneladani sosok Pahlawan tersebut.
Sumber Gambar : rmolsumsel. com
Megah dan bertingkat-tingkat
Dihuni oleh lautan insan
Awalnya hidup juga akhirnya
Menyapa tak memandang siapa
Setiap sisi tak pernah sama
Menyuguhkan kisah yang berbeda
Tentang cinta, kasih ataupun tawa
Tak luput penyesalan juga air mata
Megah dan bertingkat-tingkat
Dihuni oleh lautan insan
Awalnya hidup juga akhirnya
Menyapa tak memandang siapa
Setiap sisi tak pernah sama
Menyuguhkan kisah yang berbeda
Tentang cinta, kasih ataupun tawa
Tak luput penyesalan juga air mata
Sebuah Puisi biasa untuk grup Cabai Merah yang telah tiada. Semoga menjadi kenangan yang tak pernah terlupa. Bahwa aku pernah bersama mereka yang memiliki semangat untuk menulis dan bersama-sama belajar dalam memperbaiki tulisan.
Oh cabai merah
Grup bedah tulis yang berkesan
Tiga kali dalam sepekan
Membedah tulisan punggawanya
Dari krisar sampai krisan
Oh cabai merah
Grup bedah tulis yang berkesan
Tiga kali dalam sepekan
Membedah tulisan punggawanya
Dari krisar sampai krisan
Suatu kali, akulah kebisuan
Yang tak bisa berkata meski hati menginginkan
Tak bisa menolak meski jiwa berontak
Dan tak bisa berucap meski itu hal kebaikan
Lalu suatu kali, akulah bara api
Yang menyambar tanpa ampun
Tak peduli terhadap sisi-sisi yang sedang merasakan
Ataupun dari sisi yang hanya bisa memandang
Kemudian suatu kali, akulah air
Yang memberi kehidupan pada sekitar
Menghapus dahaga setiap insan
Juga melarutkan rasa yang tak tertelan
Tetapi akhirnya, kali ini akulah harapan
Bisa dirasakan setian insan yang bernafas
Tak peduli tentang derajat ataupun kedudukan
Karena harapan akan selalu ada dan melekat pada hati
Yang didalamnya masih tertanam sebiji iman
@gudesmaa21
071117
Siapa yang tidak mau sehat? Sehat adalah nikmat paling besar yang kita terima dan seringkali lupa untuk disyukuri. Sehat menjadikan kita mudah menggapai cita, bersosialisasi bersama teman, berbagi kepada sesama, dan kegiatan positif lainnya.
Hari ini aku terpaksa berjalan kaki menuju tempat kerja karena mobilku sedang masuk bengkel. Mungkin ia telah lelah menenami aktivitasku sehari-hari. Aku pergi pagi dan pulang saat sore hilang di peraduannya. Biarlah, kubiarkan ia mengistirahatkan diri. Agar saat ia telah selesai, kami kembali bersama menikmati hari-hari penuh senyuman.
Sumber : pixabay. com
Mari kita belajar kehidupan dari sebuah pohon.
Sebuah pohon yang memiliki akar yang kuat akan memberikan kekuatan lebih pada batang dan daunnya. Pondasi sebuah pohon adalah akar. Jika akarnya kuat maka pohon akan tetap tegak berdiri gagah meski diterpa angin yang kencang.
Cahaya fajar membangunkan cinta
Pada hati yang menikmati mimpi
Membuka janji-janji yang belum terpenuhi
Tak pernah lupa munajat sepuluh jari
Menumpahkan mimpi dalam bait lirih
Juga lantunan berkumandang suci
Disaksikan malaikat dari setiap sisi
Sepasang insan telaten mengajarkan kitab
Pada buah hati yang masih suci seperti malaikat
Rindukah kamu pada suasana ini
Atau kisah yang hanya lewat tanpa arti
Entahlah
Kesibukan telah menanamkan tumbuhan lupa
Dipupuk kejayaan silaunya mutiara
Subur dalam hidup tanpa cahaya
Dan berbuah hampa berharap hidayah
@gudesmaa21
Bahan-bahan:
- Kentang
- Ikan teri
- Kacang tanah
- Cabai merah
- Bawang merah
- Bawang putih
- Minyak untuk menggoreng
- Garam secukupnya
- Gula pasir
- Kapur sirih
- Air
Mari Action :
1. Campurkan air dan kapur sirih, larutkan. Air ini digunakan untuk merendam kentang agar kadar air dalam kentang berkurang. Sisihkan.
2. Kupas kentang lalu iris tipis-tipis sebesar korek api. Masukkan irisan kentang ke dalam air kapur sirih yg telah tersedia. Rendam dan diamkan irisan kentang lebih kurang 20 menit.
3. Lalu tiriskan kentang ke dalam wadah jaring-jaring (wadah yg memiliki lubang-lubang kecil untuk meloloskan air yang ditiriskan). Setelah airnya sudah tidak menetes lagi. Goreng pada minyak yang sudah dipanaskan terlebih dahulu. Goreng dengan api sedang.
*Jangan menunda kentang yg kering karena permukaan kentang akan menghitam dan rasanya akan berbeda. Sebaiknya langsung goreng kentang setelah meniriskannya.
4. Setelah kentang selesai digoreng, lalu diikuti dengan menggoreng kacang dan ikan teri. Sisihkan.
* Selagi menggoreng kentang, sebaiknya siapkan bumbu agar waktu memasak lebih singkat.
5. Blender cabai, bawang merah dan bawang putih secara bersamaan sampai halus. Jika tidak mempunyai blender, kamu bisa menghaluskannya pakai ulekan.
6. Setelah selesai, tumis bumbu yang telah dihaluskan pada minyak panas. Aduk rata. Jangan lupa tambahkan garam secukupnya. Aduk terus sekitar 5-10 menit agar bumbunya benar-benar masak dan kental.
*Jika bau tumisan sampai menusuk hidung, tambahkan sedikit gula sebagai penawarnya.
7. Setelah bumbu sudah mengental, matikan api kompor. Lalu masukkan kentang, ikan teri dan kacang tanah yang telah digoreng tadi. Aduk kembali sampai bumbu benar-benar tercampur.
8. Setelah merata, tambahkan gula secukupnya sebagai penambah rasa manis. Hidupkan kembali kompor, lalu aduk sambal agar gula pasir yg ditambahkan meleleh sedikit demi sedikit. Aduk sebentar lalu matikan kompor.
* Untuk proses ini hanya sebagai tambahan jika menginginkan rasa sambal pedas manis. Jika tidak, abaikan saja.
9. Angkat, lalu sajikan ke dalam wadah yang telah disediakan.
Selamat mencoba.
Setelah membaca resep diatas kalian pasti heran, mengapa saya tidak memasukkan ukuran dari masing-masing bahan?. Hal ini memang sengaja saya buat seperti itu karena saya sendiri tidak terpaku pada ukuran ketika memasak, jadi saya tidak bisa menjelaskannya. Menurut saya memasak itu tentang perasaan. Kalau hati lagi uring-uringan rasa masakan pun kacau balau, tetapi sebaliknya jika hati kita senang dan ikhlas dalam memasak. Insha Allah hasil masakan kita enak untuk dimakan.
Tetapi saya akan menjelaskan sedikit tentang mengukur bahan-bahan yang akan kita masak. Satu hal yang harus ada adalah feeling, insting. Kita harus bisa mengira-ngira ukurannya. Kalau saya bilang sesuai selera. Dan kita harus tahu kegunaan bahannya juga. Kalau dari bahan diatas, cabai adalah komponen utamanya, berarti ukuran cabai akan lebih banyak daripada bawang merah dan bawang putih. Dan banyaknya cabai sesuaikan dengan kentang, ikan teri dan kacangnya. Agar hasil masakannya enak. Dan seterusnya lakukan perkiraan untuk bahan lainnya. Bila perlu lakukan icip-icip masakan sebelum disajikan.
Karena dari pengalaman saya mengikuti ukuran resep yang saya lihat di mbah google atau buku resep masakan, seringkali hasilnya tidak sesuai dengan yang saya inginkan. Alhasil, saya akan mengukur sendiri bahan-bahannya.
Resep bukanlah menentukan masakan itu lezat, tetapi mereka yang memasak dengan hatilah menjadikan masakan tersebut lezat dan enak dinikmati.
Berani mencoba???
2 Nopember 2017
@gudesmaa21
Disalah satu daerah di belahan bumi di bawah langit. Hiduplah seorang lelaki yang berprofesi sebagai tukang air. Setiap hari ia membawa dua tempayan yang digendongnya di kedua bahu kiri dan kanannya. Satu tempayan retak dan satunya utuh. Tempayan utuh mampu membawa air yang penuh setelah perjalanan panjang dari mata air hingga rumah majikannya. Sedangkan tempayan yang retak hanya mampu membawa sebagian air saja.