Kamu Penulis Pemula? Baca Ini!



Kamu penulis pemula? Sama, saya juga. Dalam beberapa bulan terakhir saya menantang diri sendiri untuk terus menulis. Namun, karena baru dan banyak yang harus dipelajari kembali, semangat itu perlahan luntur sehingga saya memutuskan untuk ikut komunitas menulis online. 

Dengan takdir Allah, saya menemukan poster ODOP di salah satu grup WA. Lalu saya memberanikan diri untuk mendaftar melalui sebuah keberanian. Dari komunitas inilah, semangat menulisku kembali. Saya seperti mendapat suntikan semangat yang membisikkan ke telinga. Satu per satu tulisanpun sudah saya posting di blog ini. Namun, saya menyadari bahwa setiap tulisan yang saya posting masih butuh banyak perbaikan dari awal sampai akhirnya.

Hingga sampai hari ini, saya masih betah di ODOP. Menyelesaikan tantangan demi tantangan di sela-sela kesibukan sehari-hari. Dan postingan hari ini juga termasuk ke dalam program suka-sukanya non fiksi yaitu 30 hari menulis. Program ini diadaptasi dari grup fiksi yang telah terlebih dahulu melaksanakannya. Harapan saya, setiap tulisan yang saya tulis akan menjadi alarm pribadi saya yang sering khilaf  dan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Baiklah. Karena seminggu terakhir saya tidak posting maka melalui tulisan ini saya ingin sharing sedikit tentang rasa-rasa penulis pemula dan sikap yang harus dilakukannya. Selamat membaca.

Apa yang kamu rasakan ketika tidak ada ide, mood berantakan, tidak fokus, malas, dan seribu alasan lainnya yang menyerang agar berhenti menulis?. Rasanya pasti kosong dan mumet, padahal niat awal sudah berikrar untuk menulis setiap hari minimal beberapa kalimat. Namun, ada saja ujian konsisten yang harus dikendalikan. Hal inilah yang selalu dan akan dihadapi oleh semua penulis terutama penulis pemula yang baru membiasakan untuk menulis setiap hari.

Penulis pemula itu seperti seseorang yang ingin hijrah menjadi manusia yang lebih baik. Maka ia akan mendapatkan kerikil-kerikil, baik kecil maupun besar yang siap untuk menghentikan langkah dan menjatuhkan. Hal-hal itu meliputi cacian, gunjingan, atau ajakan kembali ke masa kelam akan terus ditemui dalam masa hijrah tersebut. Jika tidak kuat, maka akan kembali ke kehidupan sebelumnya yang menggugurkan niat hijrah.

Serupa tapi tak sama. Dalam dunia tulis-menulis, komentar pedas dan kritik pembaca adalah makanan sehari-hari yang akan selalu ada kepada penulis pemula. Bahkan cacian terhadap tulisan pun harus dilalui dengan lapang dada, jika tidak kuat maka niat menulis setiap haripun seketika hilang dan tak berbekas. 

Namun, terlepas dari kritik atau cacian. Tentunya akan ada pujian dan beberapa tanggapan positif tentang tulisan yang kita tulis. Asal kita berani, jujur, dan terus konsisten dalam menulis. Berani maksudnya adalah memiliki kepercayaan diri untuk membagi tulisan ke media sosial seperti IG, Fb, Blog dan media-media lainnya. Yang paling mengagumkan lagi adalah berani megikuti lomba dan mengajukan naskah ke penerbit. 

Lalu jujur. Ini adalah sikap dan etika yang harus ada pada setiap orang yang menamakan dirinya penulis karena kejujuran ini yang membuat isi dari tulisan lebih berkesan dan original. Bila tidak, maka tulisan tersebutlah akan memakan si penulis sampai ke akar-akarnya dan memberikan dampak yang negatif untuk ketidakjujuran tersebut. Contoh kecilnya saja adalah hilangnya kepercayaan pembaca.

Selanjutnya adalah konsisten untuk terus menulis. Konsisten adalah kunci seorang penulis pemula untuk bisa menggapai impian menjadi penulis yang tulisannya bermanfaat dan dirasakan oleh banyak orang. Bukan hanya dirasakan, tetapi juga dapat memberikan motivasi, semangat atau hiburan bagi pembaca setianya. Setiap penulis terkenal pun setuju bahwa dengan terus menulis maka tulisan tersebut lama kelamaan menemukan takdirnya.

Terakhir, ingat satu hal bahwa proses menulis adalah proses panjang yang tidak bisa didapat dalam waktu singkat dan sekejap.  Nikmati proses tersebut, biarkanlah mengalir alami sampai tiba ke muaranya. Sebuah muara yang memberikan senyuman lebar pada waktu dan takdirnya masing-masing.

Satu kalimat penutup yang bisa saya berikan “Menulislah untuk dirimu sendiri, minimal sebagai alarm untuk menjaga diri dari melakukan keburukan.”

#30harimenulis
#hari1
#OnedayOnePost
#suka_suka

You Might Also Like

2 komentar

  1. Inspiratif banget mbak Arin. Terima kasih sudah berbagi. Semangat ya ^^

    BalasHapus
  2. makasih mb nova.
    sama2,, siap & semangat....

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan komentar