Judul Film : Tausiyah Cinta
Penulis Naskah : Nadia Silvarani,
Umank Ady, dan Maria El Qibthiyah
Sutradara : Humar Hadi
Produksi : Bedasinema Pictures
Tahun Rilis. : 2016
Durasi : 120 menit
"Karena Cinta itu ditumbuhkan, bukan dicari."
"Karena Cinta itu ditumbuhkan, bukan dicari."
Film ini mengisahkan tentang
seorang konseptor bisnis yang sukses dan tampan bernama Lefan, namun dibalik
kesuksesan covernya, lefan memiliki jiwa yang kosong tanpa cahaya. Kesuksesan
karir yang ia genggam nyatanya tak memberikan kebahagiaan dalam hidupnya.
Semenjak permasalahan rumit yang dihadapai kedua orangtuanya sampai ibunya
pergi menghadap pencipta, lefan mulai menganggap ayahnya tidak peduli terhadap
keluarga. Ditambah keaktifan kakaknya Elfa dalam berdakwah membuat Lefan
beranggapan bahwa kakaknya juga tidak peduli dengan keluarga mereka.
Sampai suatu hari, pertengkaran hebat diantara keduanya terjadi. Lefan menyalahkan kak Elfa yang lebih peduli kepada orang lain daripada keluarganya. Beberapa waktu setelah pertengakaran hebat tersebut Kak Elfa menyusul ibunya menapaki dunia baru yang lebih indah. Lefan sangat terpukul, terlebih hubungan ia dengan kakaknya tidak seharmonis seperti kakak adik menjelang kematian sauadaranya tersebut.
Sampai suatu hari, pertengkaran hebat diantara keduanya terjadi. Lefan menyalahkan kak Elfa yang lebih peduli kepada orang lain daripada keluarganya. Beberapa waktu setelah pertengakaran hebat tersebut Kak Elfa menyusul ibunya menapaki dunia baru yang lebih indah. Lefan sangat terpukul, terlebih hubungan ia dengan kakaknya tidak seharmonis seperti kakak adik menjelang kematian sauadaranya tersebut.
Meninggalkan kisah lefan dan keluarganya. Lefan bertemu dengan seorang mahasiswa yang sedang melakukan riset untuk inovasi tentang daur ulang limbah air wuduh. Pertemuan awal yang menyejukkan bagi Lefan adalah saat Rein (Nama perempuan tersebut) menolak berjabat tangan dengannya. Pertemuan pun terus berlanjut, dikarenakan Lefan terlibat dan menyetujui gagasan dari proyek tersebut. Selain Rein, Lefan juga bertemu dengan sosok pemuda yang tawadu’, hafal Al-quran dan seorang arsitek berprestasi yang bernama Adzka. Dari Azka, Lefan telah mendapat nasehat untuk terus berprasangka baik kepada Allah apapun takdir yang diberikan.
Pertemuan demi pertemuan dengan
orang baru yang mirip seperti kakaknya membuat hati lefan disirami oleh
tausiyah-tausiyah yang berupa kisah yang dialaminya sendiri. Dan saat itu pula,
sebuah rasa tersimpan di hati lefan kepada Rein. Lefan memutuskan untuk
meminang Rein.
Di lain pihak, Adzka sosok yang
dekat dengan Alquran dan telah menasehati Lefan tentang takdir tiba-tiba
mendapat cobaan berupa hilangnya salah satu nikmat terbesar dalam hidup
sehingga ia harus pulang ke kampung halamannya dan meninggalkan karir yang
sedang menanjak.
Reaksi yang ditunjukkan Adzka setelah
musibah yang dialaminya akan membuat penonton tersadar bahwa sebuah untaian
nasehat hanya sebagai angin lalu bila hanya terucap namun tak direalisasikan
dengan perbuatan. Dan musibah Adzka adalah tausiyah dari banyak tausiyah dalam
film ini. Kisah Adzka telah mengajarkan pada Lefan bahwa takdirnya bukanlah
yang paling buruk tetapi masih ada orang lain yang memiliki takdir lebih buruk
darinya.
Film ini memang cocok disebut
sebagai Tausiyah cinta karena konflik yang ditimbulkan adalah beberapa konflik
batin yang mengajarkan penontonnya untuk mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Berbeda dari film-film tema cinta lainnya, kisah cinta disini sepertinya tidak
masuk akal bagi pemuda zaman now namun kisah cinta dalam film ini membuat saya
terenyuh akan makna cinta sebenarnya. Terlebih dalam adegan terakhir saat Rein
dan adiknya menyaksikan suami Rein sedang murojaah hafalan quran. Ia berujar
pada adiknya “Karena tampan itu berdurasi, yang mencintai Alquran itu
menyejukkan hati.”
Meskipun setting dan alur masih
belum menarik dan terkesan dipaksakan, namun banyak pembeda yang membuat film
ini menyentuh hati saya seperti tidak ada adegan bersentuhan dengan lawan jenis
kecuali pelukan adzka dan ibunya yang diperankan oleh ibu kandungnya sendiri.
Bertebaran lantunan ayat suci Alquran dari beberapa babak. Dan banyaknya hikmah
dan pelajaran tentang takdir yang didapat dalam film in. Sehingga air mataku
tak henti keluar ketika menyaksikannya.
Film ini sangat cocok ditonton
oleh siapapun, terlebih bagi mereka yang merasa hidupnya sudah tidak berarti
lagi, dan ingin terlepas dari permasalahan yang sedang dialami. Karena ini
adalah film yang mengedapankan hikmah dibanding rating yang menaikkan
popularitas. Perlu diketahui bahwa pemeran utama dalam film ini adalah aktris
yang sering muncul di youtube bukan artis Tv yang terkenal seantero indonesia.
Hanya saja ada Irwansyah, Peggi Melati sukma, dan Meyda Sefira yang muncul
dalam beberapa adegan pendukung.
Sumber gambar: Wikipedia
Sumber gambar: Wikipedia
#ResensiFilm
#OneDayOnePost
#TausiyahCinta
#NonFiksi
3 komentar
Review filmnya bagus mba. Walau cuplikannya sedikit spoiler. Tapi overall apik. Smngaat 😊
BalasHapusduhh masih spoiler,, makasih masukannya mb,,,
BalasHapusFilm yang kayak gini malah gak ada stasiun tv yang nayangin. Sedihh 😢
BalasHapusTerima kasih telah meninggalkan komentar