Hari-hari Khusus (Eps. Hari Buku)

Sumber: Pencarian di google.com

Setelah postingan sebelumnya kita membahas dan mengingat kembali hari Kartini dan hari Bumi. Kali ini kita diingatkan lagi tentang hari yang tak kalah penting dari dua postingan sebelumnya. Hari buku, menurut beberapa artikel yang saya baca. Tanggal 23 April 2018 kemarin adalah hari Buku yang ditetapkan oleh UNESCO.

Teman setia itu bernama buku
Tak diragukan lagi, buku adalah teman setia yang dapat menemani di saat apapun. Lagi sedih baca buku humor atau komik maka kita akan tertawa. Lagi bosan lalu baca novel romantis pasti baper heheh. Lagi buntu ide baca buku pelajaran maka kamu akan dapatkan ide-ide dan ilmu baru. Lagi bingung dengan pertanyaan-pertanyaan maka dengan membaca buku, solusi dan jawabannya akan ditemukan.

Begitulah kekuatan kata-kata, kalimat demi kalimat yang terangkai dan membentuk sebuah buku yang bisa dibaca. Buku takkan pernah hilang dari peredaran. Buktinya, semakin menjamurnya penerbit indie dan penulis-penulis baru yang hanya ingin menerbitkan buku untuk kepuasan sendiri karena menghasilkan sebuah karya yang diabadikan. Padahal dunia teknologi semakin maju dan berkembang. Buku-buku digital pun telah banyak beredar di internet. Tinggal satu klik maka kita tidak perlu membeli buku cetaknya. Jika kita pikir dengan logika, maka potensi buku yang dicetak itu menurun tergerus oleh buku-buku digital. Tapi faktanya tidak, buku tetap menjadi primadona karena membaca buku cetak itu jauh lebih menguntungkan daripada baca buku digital.

Keuntungan buku cetak dibandingkan buku digital
Membaca buku itu boleh di mana saja. Baik buku cetak ataupun buku digital memiliki kelemahannya masing-masing. Buku digital sangat menguntungkan bagi mereka yang memiliki minat baca yang tinggi tetapi tak mempunyai cukup uang untuk mengoleksi banyak buku yang diinginkan. Sehingga ia harus mencari bahan bacaannya di internet atau di aplikasi seperti perpusnas agar dapat membaca banyak buku.

Namun ebook bajakan dapat merugikan penulis, penulis yang bersusah payah menulis harus berakhir di ebook gratis yang disebarluaskan ke seluruh nusantara. Tapi, kerugian itu menunjukkan bahwa buku yang ia tulis itu berkualitas dan disukai. Seperti kalimat yang pernah aku dengar "Kalau buku seseorang dibajak berarti buku tersebut layak dan bagus untuk dibaca" Kira-kira seperti itu, karena aku pun lupa dengan kalimat aslinya. Semoga bisa dimengerti ya. hehehe....
Meskipun begitu, kalau kamu mempunyai uang yang lebih, alangkah baiknya membeli buku cetak, karena dengan membeli buku maka kita telah menghargai upaya penulis menyelesaikannya.

Dengan membeli buku cetak maka kita tak perlu kuatir dengan virus hp atau virus komputer yang akan menghanguskan semua ebook-ebook yang telah kita download. Karena buku cetak memberikanmu rasa kepemilikan yang lebih besar. Karena tak perlu membuka hp untuk membacanya, tak perlu menghidupkan laptop untuk membacanya. Bagaimana, apakah kita sependapat?

Bacalah buku di mana saja, meskipun hanya berupa ebook atau di aplikasi. Namun dengan membaca lewat buku cetak adalah anugrah yang harusnya tetap disyukuri. Karena tak setiap orang mempunyai kesempatan membeli banyak buku dan membacanya. Oh ya, meminjam dengan teman juga bisa, asal dijaga dan dikembalikan ya agar temanmu tak bosan dan percaya untuk meminjamkan bukunya padamu.

Jangan bosan membaca 
Dengan membaca kita mendapatkan ilmu, dengan membaca kita bisa melihat dunia dan dengan membaca kita bisa merasakan apa yang belum pernah dirasa.  Semoga dengan membaca, suatu saat kita bisa menuliskan sesuatu yang berharga yang dapat memberikan kontribusi pada dunia. Karena awal dari tulisan yang menggetarkan adalah dari kebiasaan baik yaitu membaca.


"Selamat hari buku" 23 April 2018

Telat lagi ya,,, heheh





You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar