Hari-hari Khusus (Eps. Hari Bumi)

bitra.or.id

Masih di catatan kecilku tentang hari khusus di bulan April. Sebelumnya aku menuliskan tentang hari Kartini. Kali ini kita beranjak sehari yaitu ke hari Bumi. 

Seperti sehari sebelum tanggal 22 April, kita memperingati hari Kartini, hari istimewa untuk semua wanita di Indonesia. Sosok RA Kartini yang telah menjadi wanita inspirasi untuk semua wanita di Indonesia. 

Dan tahukah kamu dengan hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April 2018? Iya hari Bumi. Tentu tahu dong apa itu Bumi? Bumi adalah planet satu-satunya di tata surya yang bisa didiami oleh manusia. Kalau dalam ilmu pengetahuan Bumi ini menempati tempat ketiga yang jaraknya paling dekat dengan matahari setelah planet Venus. Tentunya kalian yang pernah belajar IPA di sekolah hafal nama-nama planet. Tak perlu aku sebutkan ya, yang pasti aku ingatkan saja bahwa pluto tidak termasuk planet lagi.

Oke, kembali ke Bumi. Sebagai planet yang dihuni bermiliyaran manusia, Bumi memiliki peran penting menjaga keseimbangannya agar manusia dapat tenang dan nyaman dalam beraktivitas. Bumi yang terhampar luas dengan lautan dan daratan, daratan yang membentuk gunung-gunung dan bukit-bukit yang menjulang, padang savana yang luas, juga pemukiman warga dan hiruk pikuk perkotaan menjadi pemandangan yang ditampakkan Bumi.

Disini aku tak akan mengajak kalian menelusuri kisah awal terbentuknya hari Bumi atau alasan apa sehingga pencanangan hari Bumi masih diperingati sampai sekarang? Aku akan mengajak kalian merenung dan melihat kembali Bumi dan segala keindahannya.

Bumi tempat kita dilahirkan dan menyambung hidup. Semua yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Tumbuhan dapat dijadikan lauk pauk untuk mengenyangkan perut. Lalu ikan hasil dari laut dapat menjadi bahan makanan lezat yang memberikan nutrisi bagi tubuh. Kayu dari pepohonan dapat menjadi rumah indah yang kita tempati sekarang ini. Dan masih banyak lagi hasil bumi yang bisa dinikmati secara gratis.

Sudahkah hari ini kita bersyukur?
Pernahkah kita memikirkan tentang semua penciptaan Tuhan. Dalam surah Al-Mulk ayat 3-4, Allah menerangkan tentang ciptaan-Nya

...Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan yang MahaPengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu melihat sesuatu yang cacat? (Al-Mulk : 3)

Lalu dilanjutkan ke ayat 4

Kemudian ulangi pandangan (mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih. (Al-Mulk : 4)

Sudah jelas Allah menjadikan ciptaannya dengan seimbang sehingga pandangan kita akan letih jika mengulang-ulang pandangan. Namun, terkadang kita tak bersyukur. Kita malah menodai Bumi ini dengan membuang sampah sembarangan. Menebang pohon tanpa mereboisasi. Atau bahkan kita tak peduli dengan kebersihan lingkungan sehingga bumi berontak. Ia mengeluarkan rintihannya dengan hujan yang turun dengan lebat dan menggenangi suatu wilayah. Begitulah kita yang sering lalai dan kurang bersyukur akan nikmat yang selama ini telah kita rasakan secara gratis.

Maka dengan momentum hari Bumi, kita kembali mengingati diri tentang sikap kita pada lingkungan. Menjagakah? atau merusak? atau terkesan tak peduli (masa bodoh). Bukan waktunya protes pada pemerintah yang belum bisa menyelesaikan masalah lingkungan, bukan waktunya menyalahkan menteri lingkungan hidup yang mungkin tak pernah terdengar prestasinya dalam menyuarakan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Tapi sudahkah hari ini kita menjaga lingkungan dengan tidak merusaknya?  karena Bumi masih ingin hidup di masa depan. Ia masih butuh tempat untuk menemani generasi yang akan datang agar dapat menikmatinya dengan tenang dan bahagia.

Yuk, sayangi Bumi. Jaga lingkungan.

"Selamat Hari Bumi" 22 April 2018

Telat lagi ya.... hehehe

Oke,,, kita lanjut ke Hari Buku di postingan selanjutnya.

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar