Hidayah, Sebaiknya Dijemput atau Ditunggu?



"Dia telah diberikan hidayah oleh Allah sehingga ia menutup rambutnya dengan jilbab." Kalimat ini mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita ketika melihat seorang perempuan yang biasanya berpakaian seksi tiba-tiba mengubah penampilannya menjadi lebih anggun dan tertutup. Dibalik semua perubahan yang kita lihat itu, terdapat proses panjang yang tak pernah diketahui oleh orang yang hanya melihat dari kulitnya saja. Sebuah pemantapan hati dan menstabilkan diri untuk mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru yang lebih baik merupakan ujian berat yang harus dilewati dalam suatu perubahan untuk menjadikan perubahan tersebut lebih mantap dan tetap bertahan.

Ada dua perbedaan antara dua hal yang sangat berkaitan dalam proses hidayah yaitu menunggu dan menjemput. Bisa dipastikan bahwa menunggu adalah suatu hal yang membosankan. Karena hampir setiap orang menyetujuinya. Sedangkan menjemput merupakan hal yang juga tak terlalu menarik perhatian karena menjemput sesuatu butuh sebuah aksi atau pengorbanan agar mendapatkan apa yang diinginkan. Namun dalam menjalani kehidupan, kita harus siap memilih dua hal tersebut serta berani menghadapi resiko yang akan dihadapi nantinya. Terutama dalam hal hidayah atau kembali kepada jalan kebaikan.

Jika kita memilih untuk menunggu maka bisa dipastikan bahwa hidup yang kita jalani akan mengalami pergolakan batin yang tak berkesudahan, kebimbangan akan suatu hal yang tak pasti akan menghantui setiap hari, mimpi atau impian hanya sebagai khayal semu yang mungkin takkan pernah tercapai. Meskipun kita berdalih bahwa menunggu dengan kesabaran maka akan memperoleh hasil akhir yang diharapkan. Seperti contoh hidayah perempuan yang baru berhijab. Jika ia hanya menunggu kesiapan diri atau menunggu akhlak dan prilakunya sempurna maka sampai akhir hidup pun ia takkan pernah menutup auratnya kecuali kain kafan yang menjadi penutup aurat pertama dan terakhir baginya.

Maka, pilihlah untuk menjemput. Dengan menjemput maka kemungkinan tercapai apa yang diinginkan akan lebih besar. Hal ini tentu sangat berlaku pada hidayah yang diberikan Allah kepada hamba-Nya.

"... Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri...." (QS. Ar-Ra'du:11)

Sebuah hidayah yang sangat mahal harganya. Dengan hidayah hidup lebih bercahaya, melalui hidayah pikiran menjadi tenang. Dan hidayah mengantarkan seseorang menjalani hidup dengan ketaatan pada Tuhan-Nya. Maka dari itu, apapun keadaan kita sekarang. Berdoa dan terus berusaha agar selalu berada dalam jalan-Nya.

Karena kekayaan dan kekuasaan dapat membuat orang sombong dan melupakan pencipta.
Karena dengan kesuksesan dapat membuat seseorang angkuh serta lupa berterima kasih.
Karena dengan kemiskinan dapat membuat sesorang melakukan hal yang tak wajar demi sesuap nasi untuk mengenyangkan perut.
Karena dengan kegagalan dapat membuat orang putus asa dan memaki diri sendiri serta protes menyalahkan Tuhan.
Karena setiap kesedihan ataupun kesenangan yang kita peroleh akan memberikan dampak sesuai apa yang kita sangka dan cara kita menyikapinya.

Maka, masihkah kita menunggu hidayah? atau tergerak untuk menjemputnya dengan semua kemampuan yang kita punya?

#OneDayOnePost
#KembaliMenulis
#28Februari2018

You Might Also Like

12 komentar

  1. Terima kasih atas tulisannya, moga jadi ilmu bermanfaat

    BalasHapus
  2. Bener banget mbak
    Semoga diri tak lupa selalu menjemput hidayahNYA dan berada di jalanNYA.
    Aamiin.

    BalasHapus
  3. Hidayah kan juga rezeki.. jd harusnya dijemput.. gak cuma nunggu aja.. gitukan mbak arin?

    BalasHapus
  4. Hidayah itu juga rezeki.. jadi harus dijemput.. gitu ka mbak arin?

    BalasHapus
  5. Bergerak untuk mendapatkan cinta-Nya, hidayah-Nya

    BalasHapus
  6. Benar mba, selagi nafas masih berhembus, maka menjemput hidayah adalah pilihan yh terbaik sebelum maut menjemput, tulisannya remainder mba

    BalasHapus
  7. Uhh keren banget mba tulisannya bener2 menyadarkan 😍 thank you for writing this mba 🙏

    BalasHapus
  8. Setelah hidayah hadir di hati, semoga Allah memudahkan kita untuk menjaganya hingga akhir💜

    BalasHapus
  9. Baru cek email,, Masya Allah baru sadar kalo ada yg komentar di postingan ini. Efek baru pakai moderasi gara2 ada yg koment tentang pesugihan di salah satu postingan blog ini.

    Terima kasih teman2,,, semoga kita terus menjemput dan menangkap hidayah-Nya.
    tulisan ini, juga reminder untuk saya pribadi.

    BalasHapus
  10. Yup, hidayah seharusnya dijemput bukan ditunggu.. kalau ditunggu sampai kapanpun hidayahnya nggak bakal datang sendiri kan? Nice artikel :)

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan komentar