Roda Kehidupan


Hidup tak pernah menjanjikan selalu terang, juga tak pernah mengikat kesedihan. Tetapi hidup tentang roda yang harus dijalani setiap orang. Roda kehidupan yang terus berputar dan berhenti pada tempat yang tepat di lokasi pemberhentian, hidup banyak mengajarkan pengalaman dari kehilangan, perjumpaan, kesenangan bahkan air mata. Namun, meski hidup tak selamanya air mata, mereka yang hanya diuji dengan kesedihan sedikit malah mencaci, mengeluh, bahkan melupakan bahwa hidup pernah memberikannya senyum sumringah.

Ia hidup, hidup yang Allah ciptakan kepada setiap insan yang dikehendaki-Nya. Sebuah nikmat yang selalu terlupa dalam kesyukuran. Ia jarang sekali dipuji meski lebih banyak suka yang diberi. Karena insan tak mau menderita, insan hanya ingin terus bahagia dan memiliki semua hal yang menjadi angannya. Dalam segala cara dilakukan, baik dari depan atau diam-diam sembunyi dibalik topeng kebenaran. Padahal yang sebenarnya adalah kebohongan yang tak lebih dari sekadar ucapan manis tanpa makna.

Sebaliknya sedikit sekali yang menjadikan indah dalam pandangan juga hati. Mereka yang tak bertopeng meski muka penuh dengan bopeng, mereka tetap melakukan kebaikan meski hasil dari cinta yang diberi berbuah sebuah kebencian. Mereka terus saja berusaha mengikuti alur hidup yang telah ditentukan sekalipun kegelapan materi masih saja dideritanya. Mereka yang terus menebar meski harta tak lagi melimpah, karena berbagi bukan tentang harta semata. Banyak hal yang bisa dibagi seperti ilmu, kebahagiaan juga kejujuran. Dengan sikap yang lemah lembut, teduh, serta jujur membuat mata hati terbuka bahwa keteladanan lebih indah dari jutaan kata-kata nasehat yang disampaikan.

Roda kehidupan akan selalu bergerak sampai batas waktu masing-masing orang dihentikan. Setiap awal adalah sama, jadi menjadikan akhir yang istimewa merupakan sebuah keharusan. Karena akhir kehidupan menentukan kehidupan selanjutnya. Apakah bertabur bunga dan kebun-kebun indah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai atau bertemu dengan baranya api yang panasnya berkali-kali lipat dari matahari yang ada di bumi? Tak ada yang tahu, sebagai seorang insan yang memiliki keterbatasan, kita hanya mampu berusaha semaksimal mungkin untuk menuju kebun itu dan terhindar dari panasnya api yang menyala-nyala.


#onedayonepost
#30harimenulis
#day17
#latepost






You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar