Bolehkah Bukber Berdua Saja?




Bukber adalah singkatan dari buka bersama. Tentunya kita semua sudah tahu dengan arti dan maknanya. Acara buka bersama yang diadakan oleh sekelompok orang yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi pada saat bulan ramadan.

Bukber sudah menjadi budaya tahunan bagi umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadan. Hal ini menjadi saat-saat yang sangat dirindukan, terlebih jika teman bukber tersebut adalah mereka yang jarang bertemu dikarenakan kesibukan masing-masing. Bukan sekadar silaturahmi biasa tetapi ajang "Our Time" yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Mulai dari bukber sahabat, teman lama, rekan kerja, bahkan bukber sambil mengadakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang dimaksud sangat banyak misalnya saja bukber di panti asuhan, di panti jompo, bersama anak jalanan, dan lainnya.

Jika bukber dilakukan oleh sekelompok orang, bagaimana kalau hanya berdua saja, apakah dibolehkan? mungkin sebagian orang bertanya-tanya dengan bukber berdua. Mengapa hanya berdua? mengapa harus berdua? Berdua berarti lebih satu orang, lebih dari satu orang berarti sudah masuk kategori bersama dan bisa dimasukkan istilah bukber. Namun, arti berdua disini masih memiliki tanda tanya besar??? berduanya sama siapa? apakah bersama saudara kandung? apakah bersama sahabat yang sama jenis atau berlainan jenis?  apakah bersama ayah/Ibu? bersama suami/istri atau bersama gebetan/pacar?

Bukber berdua. Hayo, siapa yang pernah bukber hanya berdua?

Berdua dengan ayah atau ibu adalah kunci pendekatan ikatan batin antara anak dan orangtua. Berdua dengan saudara kandung adalah kunci terjaganya kasih sayang antar saudara. Berdua dengan gebetan atau pacar adalah kunci masuknya keburukan yang mungkin tak pernah kita pikirkan sebelumnya? Bukber bersama gebetan/pacar menjadi kunci masuknya keburukan dikarenakan mudharat yang dihasilkan jauh lebih banyak dari manfaat.

Bukankah bulan ramadan ini adalah ajang untuk menahan diri yaitu menahan diri dari makan dan minum, pun menahan untuk melakukan keburukan? lebih-lebih itu hal yang telah jelas dilarang dalam Alquran. Mendekati maksiat saja tidak dianjurkan, maka memasuki celahnya pun adalah sebuah kebatilan. Jika dalam bulan biasa, berduaan tidak dianjurkan maka berduaan saat bulan ramadan tentunya juga tak dianjurkan. Kalau pahala dilipatgandakan, maka bersiap-siaplah dengan dosa yang dilipatgandakan.

Jika ingin bukber berdua, silakan. Itu adalah hakmu sebagai warga negara juga sebagai seorang manusia. Namun, jika kamu mengerti dan paham akan sebuah kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Apapun pilihanmu, tetaplah berpegang teguh dengan perintah-Nya. Hak dan kewajiban harus berjalan beriringan, jika kewajiban tak pernah dilakukan, pantaskah untuk menuntut hak? jika kewajiban sebagai manusia tak kita jalankan, apakah pantas kita mendapat hak sebagai seorang manusia?

Pernah mendengar kalimat seperti ini "Kalau ada dua orang yang berduaan (laki-laki dan perempuan) maka yang ketiganya adalah setan" kalimat ini seringkali menjadi lelucon yang hanya lewat. Padahal didalamnya terkandung banyak hikmah dan ilmu yang dapat kita terapkan. Ketika dua orang yang bukan mahramnya hanya berduaan dalam satu tempat maka pintu masuk setan dipermudah, bisikan-bisikan maut yang dihaturkan pun dapat menggoyahkan iman. Lalu, bagaimana saat ramadan? bukankah setan diikat, berarti boleh dong berduaan?

Pertanyaan menarik, ketika setan diikat dan kita masih berbuat dosa bahkan menghalalkan apa-apa yang sebenarnya haram merupakan tanda bahwa sifat setan tersebut telah merasuki diri sehingga meskipun setannya diikat, jiwa yang telah terasuki tetap patuh pada kebiasaan buruk tersebut. Jangan sampai kita menjadi setan yang berwujud manusia. Semoga Allah menjadikan kita manusia yang terus memperbaiki dan mendapatkan hidayah-Nya dan tetap menyediakan hati yang baik untuk menerima semua nasihat yang diberikan.

Daripada bukber bersama orang asing lebih baik buka puasa sendiri dan hanya ditemani suara televisi yang saling bersahutan serta sesekali kipas angin menghempaskan lamunan panjang. Semoga sendiri menjadi kesendirian dalam ketaatan dan berbuah keajaiban dengan datangnya seorang teman hidup yang diberikan Tuhan untuk menjalani kehidupan, demi menuju masa depan yang lebih baik. Sendiri bukan berarti harus meratapi, tapi sendiri menjadikan kita tahu bahwa sahur dan buka puasa berdua itu merupakan rindu yang suatu saat akan bertemu.

Bukber berdua itu lebih baik daripada sendiri, tapi hal ini terjadi karena sudah menjadi keluarga yang sah dimata agama dan negara. Namun, bila masih lajang dan sedang memperbaiki diri maka berbuka sendiri menjadi hal yang terbaik, jika berdua menjadikan hati berdegup kencang sehingga pikiran tak karuan dan puasa hanya mendapat lapar dan dahaga saja, pahala dilipat sedangkan dosa berlipat-lipat.

Semoga dapat diambil manfaatnya.
Selamat menjalankan ibadah puasa. 


#Day2
#RCWODOP2018
#OneDayOnePost

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar