Baju baru Alhamdulillah, dipakai di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama

Petikan lirik lagu di atas mengingatkan kita bahwa baju baru di hari raya bukanlah hal wajib yang harus dipenuhi, terlebih bagi mereka yang tak memiliki cukup uang untuk membeli.

Yang paling penting adalah hati kita yang baru. Hati yang tenang dan siap memaafkan dan meminta maaf kepada siapa saja. Memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti, dan meminta maaf kepada orang-orang yang pernah tersakiti oleh lidah atau tingkah laku kita.

Dengan memaafkan dan meminta maaf, maka hati akan kembali tenang sehingga hidup pun menjadi lebih terarah dan fokus menggapai impian.

Memang benar, dua hal ini sangat sulit untuk dilakukan. Kita harus menjalani waktu dan proses panjang agar dapat melewatinya. Kesabaran dan kekuatan merupakan senjata ampuh yang harus digenggam. Sabar dalam menahan sakit yang diberikan, dan kuat untuk menahan malu/gengsi karena melakukan sebuah kesalahan.

Memaafkan dan meminta maaf merupakan dua sikap yang sangat mulia. Ketika kita dihadapkan dengan seorang yang pernah menyakiti, kita harus menghapus dendam dan menggantinya dengan sikap baik dan sebuah kasih sayang.

Pun dengan meminta maaf. Jabatan, kedudukan, dan rasa hormat harus diabaikan sementara demi sebuah pengakuan atas kesalahan yang pernah diperbuat.

Sudahkah kita melakukan hal serupa?
Saling memaafkan dan meminta maaf?

Mari kita belajar memaafkan seperti pohon kurma. Meskipun dilempar batu, ia akan membalas dengan buahnya yang manis.

Dan belajar meminta maaf dari pejuang skripsi. Yang siap merelakan naskahnya dicoret-coret oleh pembimbing dan mengakui kesalahan serta memperbaiki hingga layak untuk mengantarkannya menjadi seorang sarjana.

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan perbuatan yang baik  (ma'ruf), serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh." (Al-a'raf:199)


#SelfReminder
#RwcOdop2018
#onedayonepost
#day10
#Bajubaru