(Book Review) 9 Days Umratan


Judul buku                          : 9 Days Umratan (Perjalanan Spritual ke Tanah Nabi)
Penulis                                : Ratna Dks
Penerbit                              : Tiga Serangkai
Tahun terbit, cetakan      : 2015, Cetakan ke-1
Jumlah halaman               : 270 halaman

Menunaikan rukun islam kelima adalah cita-cita semua muslim yang berada di seluruh dunia. Dapat menginjakkan tanah haram, sebuah negeri yang suci dan menjadi saksi perjuangan islam sehingga meluas dan diterima oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia adalah suatu rasa yang tidak bisa diungkapkan hanya lewat kata-kata atau sebuah tulisan. Melainkan rasa syukur dan terus bermuhasabah dan memperbaiki diri adalah kunci dari suksesnya ibadah terbesar tersebut. 
Mekkah bukan lagi impian, tetapi kenyataan bagi mereka yang memiliki tekad kuat dan terus berdoa agar mendapatkan kesempatan dipanggil oleh-Nya untuk beribadah khusyuk menyelesaikan rukun islam. Muda bukanlah halangan, jika mampu dalam hal fisik dan finansial maka menyegerakan adalah suatu keistimewaan. Begitulah kisah yang akan dijabarkan dalam buku ini. 

Buku ini mengisahkan tentang seorang gadis yang bernama Laila. Ia adalah gadis dengan paras biasa, kulit sawo matang dan berjilbab. Rutinitas sehari-harinya pun hanya rumah, kantor dan buku. Terlintas tak ada yang istimewa. Namun ia memiliki pribadi tekun dan kerja keras. Kantor yang menjadi tempatnya bekerja adalah sebuah biro travel. Dengan kepiawaiannya dalam memasarkan jasa kepada customer membuat ia terpilih menjadi karyawan yang mendapat reward untuk mengadakan perjalanan umroh sembilan hari. Namun, ia tak pernah menyagka akan mendapatkan reward sebesar itu. Sehingga ia berfikir dua kali untuk mengambil kesempatan tersebut karena  merasa belum pantas dengan ilmu agama yang masih sedikit dikuasainya. 

Novel ini terdiri dari sepuluh bagian yang diawali dengan perkenalan tokoh serta alasan tokoh mengadakan perjalanan ke tanah suci selama 9 hari. Lalu dilanjutkan dengan kisah perjalanannya ke tanah suci dari hari pertama sampai hari terakhir. Perjalanan yang tidak direncanakan itu menjadi pengalaman spritual yang sungguh sangat berharga bagi Laila. Terlebih dirinya yang masih gadis dan sedang bimbang akan pendamping hidupnya. 

Dalam perjalanan itu, Penulis menceritakan kisah Laila sedetil mungkin setiap kejadiannya, yang dikemas dalam setiap bab. Dari setiap kejadianya tersebutlah, beberapa hikmah dapat dipetik oleh pembaca. Baik yang sudah ke tanah suci atau yang belum dan merindukan hari spesial tersebut. Sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang pertama, aku. Jadi, pembaca lebih mudah mengerti dan memahami setiap perjalanan Laila di buku ini.

Sebuah kisah perjalanan spritual yang disajikan penulis sukses membuat saya rindu untuk segera ke tanah suci. Dan dengan membaca ini, kerinduan tersebut terbayar karena saya seolah-olah masuk dimensi lain yang mengajak untuk menikmati tanah haram. Buku ini juga dilengkapi dengan doa-doa dalam ritual umroh juga beberapa gambar tanah haram yang ditampilkan. Namun, sangat disayangkan, gaya bahasa yang santai dan penokohan yang kurang showing membuat novel ini kaku dan biasa saja. 

Terlepas dari kekurangan yang ada pada novel ini. Suguhan perjalanan spritual telah mewakili kerinduan pembaca pada tanah suci. Buku ini tetap menempati posisi tersendiri dalam hati saya sebagai pembaca, lagipula tanah suci adalah impian saya, karena suatu hari nanti dengan izin Allah impian itu nyata dan akan terwujud. Meskipun buku ini hanya menyajikan perjalanan umroh bukan haji yang semestinya lebih diharuskan, tetapi nilai manfaatnya tak berkurang sedikitpun. Maka, jika kamu ingin merasakan sensasi perjalanan ke tanah haram, novel ini bisa jadi referensi yang dapat menemani waktu santai di rumah sambil duduk di beranda atau di dekat jendela kamar saat pagi atau malam hari.

#ResensiBukuFiksi
#BookReview
#OneDayOnePost
#NonFiksi
#TantanganResensiBukuFiksi

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar