4 Hal yang Harusnya Aku Lakukan Sebelum Memposting Tulisan

                                                    Sumber gambar: brilio. net

Bismillah....
Hari ini aku ingin menulis tetapi sepertinya ide sedang tidak sedang berada di kepalaku, apalagi aku harus menulis nonfiksi yang seharusnya membutuhkan sedikitnya sebuah fakta yang dapat dipercaya. Namun jika menulis fiksi maka aku biasanya menuliskan sebuah puisi, mencoba untuk merangkai kata demi kata meski diksi yang terangkai tak sedalam puisinya Chairil Anwar.

Dan sekarang, biarlah kata demi kata aku tuliskan sebagai bukti bahwa aku ingin menulis tapi terbentur dengan ide dan fakta yang belum rampung serta suasana hati yang tak menentu. Semoga yang akan tertulis tetap memberikan manfaat untuk pembaca.

Baiklah, tulisan ini sebenarnya mewakili atas sebuah ketidakpercayaan diriku karena suatu hari aku pernah membaca sebuah gambar yang isinya berbicara kira-kira seperti ini "Menulslah hal yang baik, karena jika sudah dipublikasikan maka engkau tidak bisa menariknya kembali dan akan membuatmu menyesal". Sebuah kalimat yang memberikan tamparan besar untuk aku pribadi karena aku pun masih belajar menulis hal yang baik. Sebuah hal yang menurutku baik pun belum tentu baik menurut orang lain. Tetapi yang pasti aku akan terus berusaha memberikan sebuah tulisan yang baik untuk diriku sendiri dan bagi yag membacanya.

Untuk itu, aku merangkum beberapa hal yang harusnya aku lakukan sebelum memposting tulisan di media sosial.

1. Membaca kembali tulisan yang akan diposting
Dalam proses menulis maka akan selalu ada proses editing sebagai penyempurna dari sebuah tulisan yang telah dibuat agar hasil yang diinginkan seperti yang diharapkan dan tidak membuat pembaca kecewa.

Lalu, membaca kembali tulisan juga membuat penulis benar-benar memahami isi dari setiap kata yang dituliskannya. Dan membuatnya lebih banyak belajar terutama dari tulisan yang dihasilkannya. Karena, sangatlah tidak etis jika tulisan yang sangat bermanfaat bagi pembaca ternyata sama sekali tidak memberikan pengaruh terhadap penulisnya.

Ibarat seorang pedagang yang menjual racun, yang tidak mungkin meminum racun tersebut. Jadi, hendaklah setiap penulis menjadikan diri seperti peagang yang menjual makanan baik yang juga dikonsumsi oleh dirinya sendiri. Sehingga kebermanfatan itu dirasakan oleh semuanya baik penulis dan pembaca.

2. Ikhlas
Ikhlas disini berarti aku menyerahkan takdir tulisanku hanya kepada sang pemilik takdir yaitu Allah Swt. Jika suatu saat tulisan yang aku tulis sepanjang lautan atau seluas isi jagad raya hanya menjadi karya yang aku nikmati sendiri maka aku tak boleh bersedih dan berhenti menulis.
Ikhlas bukan berarti pasrah. Tetapi tetap berusaha dan berdoa agar suatu saat tulisan yang pernah tergores akan membawa manfaat ke banyak orang. Meski saat itu terjadi, jasad tak lagi terlihat di muka bumi.

3. Berdoa sebelum memposting
Manusia memiliki sifat pelupa sehingga seringkali aku lupa dalam mengucapkan bismillah sebelum melakukan sesuatu terutama dalam memposting tulisan. Padahal kalimat tersebut adalah salah satu tanda syukur atas selesainya tulisan tersebut. Selain itu, berarti aku telah melibatkan Allah dalam segala macam perbuatan sehingga akan lebih berpotensi mendapatkan keberkahan.

4. Hindari rasa bangga diri
Tak dapat dipungkiri setiap karya yang dihasilkan oleh seseorang akan membuat orang tersebut berbangga diri akan hasil yang telah dicapai. Sehingga tak jarang ada yang  mengatakan bahwa karya tersebut murni dari hasil pemikirannya semata. Padahal di dalam itu semua selalu ada campur tangan Allah yang telah memberikan izin atas terciptanya sebuah karya. Maka, berbangga diri adalah salah satu yang harus dihindari agar tidak membuat diri sombong sehingga  tidak mau menerima krtik dan saran dari orang lain.

Alhamdulillah, aku rasa hanya beberapa poin ini saja yang harusnya aku lakukan sebelum memposting tulisan. Terima kasih sudah membacanya. Semoga bermanfaat.


#OneDayOnePost
#NonFiksi
#TemaBebas

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar