Menjadi Istimewa atau Tersisih



Sudah fitrahnya bahwa dalam kehidupan selalu ada dua hal yang saling bertentangan. Baik dan buruk, kaya dan miskin, pintar dan bodoh, gelap dan terang dan masih banyak lagi hal yang sangat berbeda. Mengapa semua itu bisa terjadi, tentunya kita berfikir ingin selalu kaya, pintar, baik dan tidak menginginkan keburukan. Namun dua hal yang berbeda itu hadir sebagai penyeimbang agar roda kehidupan lebih menarik dan menegangkan.

Jika kebaikan tidak ada di dunia ini maka apa yang akan terjadi, tentunya kerusakan terjadi dimana-mana. Keseimbangan timpang-tindih tidak pada tempatnya. Orang seenaknya saja melakukan sesuatu. Lalu, jika hanya ada kebaikan di dunia ini, maka sebuah kesabaran dan perjuangan tidak mempunyai nilai. Karena keburukanlah yang memberikan ruang kesabaran dan perjuangan untuk menemukan nikmat yang luar biasa setelah melewatinya.

Berarti Allah menciptakan kebaikan dan keburukan. Jawabannya tidak, Allah hanya menciptakan kebaikan. Namun manusialah yang membuat kebaikan tersebut berubah menjadi keburukan. Yang harus kita ingat bahwa setiap anak adam yang lahir dari rahim ibunya adalah fitrah tanpa dosa. Tetapi orangtuanya lah yang menjadikan atau membentuk keadaannya di kemudian hari.

Namun ada hal unik antara kebaikan dan keburukan. Nikmat yang kita anggap kebaikan justru dapat menjerumuskan kita dalam keburukan. Sebaliknya musibah yang buruk dapat mengantarkan seseorang dalam kebaikan yang mulia. Bagaimana hal itu bisa terjadi. Silakan simak dua contoh di bawah ini.

1. Nikmat
Nikmat terdiri dari berbagai macam. Hal yang sangat banyak jika dituliskan satu persatu. Disini saya hanya mengambil nikmat yang paling besar dan menjadi impian setiap orang. Nikmat yang dimaksud adalah nikmat kekayaan yang dengannya kita bisa membeli apapun dan dapat menghilangkan orang yang tidak kita sukai. Disinilah kekayaan mengambil peran. Kekayaan tak akan pernah sungkan atau malu menampakkan sisi kesombongannya karena hal itu memang pantas ditunjukkan.

Maka sebagai manusia yang memiliki akal selayaknya kita memilih untuk menjadikan kekayaan sebagai kemuliaan bukan sebaliknya. Bersyukur dengan memberikan sebagian harta dengan orang yang membutuhkan adalah hal yang membuat nikmat terasa nikmat. Namun, bila harta yang banyak dijadikan sebagai pamer kesombongan atau menzolimi orang lain maka hal itu adalah nikmat yang membawa petaka.

2. Musibah
Sebuah hal yang sangat tidak diharapkan karena akan memberikan sakit dan menimbulkan keputusasaan. Sebuah anggapan yang sudah dipercayai setiap orang mengenai musibah. Tetapi tak selamanya musibah berakhir pada keburukan. Sebaliknya, kadangkala musibah adalah jalan Allah untuk memanggil hamba-Nya agar lebih dekat kepada Tuhan. Namun, ketika kita berputus asa dan mengeluh dalam menghadapi musibah maka kita akan merasakan dua keburukan sekaligus musibah dan kesengsaraan saat mengahadapinya. Oleh karena itu bersikap sabar dan tetap semangat serta berfikir positif adalah cara untuk mengubah musibah menjadi mutiara yang luar biasa.

Apakah kamu bingung? Jika iya. Selamat, karena otakmu sekarang sedang bergerak dan berfikir. Apa yang kamu pikirkan? apa hanya kebaikan saja atau keburukan saja. Hanya kamu yang bisa menjawabnya. Oleh karena itu, Allah memberikan akal untuk kita berfikir dalam bertindak atau melakukan apapun.

Jadi, apakah kita memilih menjadi istimewa atau tersisih dalam menghadapi nikmat dan musibah. Menjadi istimewa dengan memanfaatkan kekayaan sesuai jalur dan bersabar serta berfikir positif dalam memandang musibah. Sebaliknya menjadi tersisih dengan sombong atas semua kekayaan dan mengeluh serta rendah diri atas musibah atau keterpurukan yang terjadi.

#onedayonepost
@gudesmaa21


You Might Also Like

2 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar