Mengapa Menulis?


Mengapa menulis adalah sebuah pertanyaan yang seharusnya diajukan kepada diri sendiri sebelum menorehkan kata di kertas ataupun sebuah postingan media sosial. Karena sebuah tulisan memiliki dua dampak yang sangat berbeda yaitu dampak positif dan negatif. Namun menulis lebih banyak memberikan dampak positif kepada penulis atau pembaca.

Sebuah tulisan yang mengandung ilmu dan nasehat baik akan membawa kebermanfaatan yang terus menerus kepada penulis atau pembacanya. Penulis akan mendapatkan pahala jariyah atas ilmu yang diberikan sedangkan pembaca mendapatkan ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya.

Pada dasarnya setiap orang mampu menjadi seorang penulis hanya saja kemauan, konsisten, terus belajar harus ada pada setiap orang yang ingin menjadi penulis. Karena untuk membuat tulisan berlembar-lembar bahkan menjadi sebuah buku dibutuhkan waktu yang lama. Dari menjaring ide, membuat outline, menuliskan ide, pengeditan dan proses lainnya. Dan seperti kita lihat, penulis seperti Tere Liye, Asma Nadia, Kang Abik dan lainnya. Mereka tidak cukup menerbitkan hanya satu karya, bahkan berpuluh-puluh karya sudah terbit dan dinikmati di seluruh nusantara.

Saya memang baru dalam dunia ini, untuk itu saya menuliskan ini sebagai alarm pribadi dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

Baiklah, Inilah beberapa alasan yang bisa dijadikan penyemangat untuk terus menulis.

1. Membentuk kebiasaan baik
Kebiasaan atau sering disebut dengan habits adalah rutinitas sehari-hari yang dapat berjalan secara otomatis ketika aktivitas tersebut telah dilakukan berulang-ulang. Menurut penelitian waktu yang dibutuhkan untuk membentuk kebiasaan adalah selama 21 hari atau lebih tergantung pada pribadi masing-masing.

Membentuk kebiasaan baik adalah keharusan bagi setiap manusia karena jika kebiasaan baik tidak berjalan otomatis maka kita akan dikuasai oleh kebiasaan buruk. Oleh karena itu menulis dapat menjadi salah satu jalan membentuk kebiasaan baik tersebut. Namun dengan catatan tulisan yang dirangkai sedemikian rupa memiliki manfaat atau memberikan ilmu pengetahuan bagi pembaca bukan sebagai ajang memprovokasi atau menghina suatu golongan.

2.  Mengarsipkan ilmu

Rosulullah pernah bersabda "Ikatlah ilmu dengan menulisnya". Maka tak diragukan lagi kalau menulis memiliki manfaat yang besar. Yaitu mengikat ilmu yang terlupakan oleh otak.

Melupakan sesuatu yang pernah dialami, didengar atau dilihat merupakan hal yang lumrah terjadi kepada semua orang dikarenakan keterbatasan dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, menulis dapat mengingatkan kembali sesuatu yang pernah ditangkap oleh indera. Maka menulis sama saja dengan mengarsipkan ilmu yaitu mengumpulkan pengetahuan yang terserak sehingga menjadi sebuah buku atau karya yang dapat dibaca kembali oleh penulis atau orang yang mau membacanya.

3. Berbagi
Dalam aktivitas menulis, berbagi dan menebar manfaat adalah bagian yang tak dapat dipisahkan. Karena harga dari sebuah tulisan adalah seberapa banyak tulisan itu memberikan manfaat kepada orang banyak. Manfaat dari tulisan pun bermacam-macam seperti menghibur seseorang yang sedih, memberikan motivasi semangat hidup, mengajak pembaca menjadi pribadi yang lebih baik, atau sebagai penghibur kebosanan seseorang dari aktivitas kerjaan yang padat. Hanya pembacalah yang dapat menjelaskan manfaat dari setiap bacaan tersebut.

4. Menetralkan emosi
Emosi adalah ungkapan perasaan atau reaksi yang timbul setelah mendapat perlakuan dari seseorang atau lingkungan sekitar. Emosi bukan hanya soal marah-marah saja melainkan setiap perasaan yang hadir dalam diri seseorang merupakan emosi seperti sedih, bahagia, khawatir, dan lainnya. Nah, dengan menulis kita bisa mencurahkan semua emosi ke dalam lembaran kertas tanpa merugikan orang lain. Karena biasanya emosi yang sedang meledak-ledak mampu membuat orang menulis lebih banyak. Seperti orang yang sedang sakit hati akan lebih mudah menuliskan puisi atau cerita sedih sesuai perasaan yang sedang dialaminya.

Semoga bermanfaat dan lebih semangat lagi menulis terutama dalam hal kebaikan.


#temabebas
#onedayonepost
#nonfiksi

You Might Also Like

1 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar