Selamat Hari Pahlawan, 10 November 2017


Apa yang kita lakukan untuk memperingati hari Pahlawan? Cuek, biasa saja, membuat status "Selamat Hari Pahlawan" di media sosial agar semua orang tahu kalau kita masih ingat tentang sejarah dan masih punya jiwa nasionalis, memakai kostum pejuang, membaca kembali kisah Pahlawan serta perjuangannya, menulis kembali kisahnya, menyanyikan lagu -lagu bertema Pahlawan, mengikuti upacara bendera atau hal-hal lainnya yang sangat erat hubungannya dengan Pahlawan. Apapun itu, semoga mereka yang gugur sebagai Pahlawan ditempatkan ditempat sebaik-baiknya. Dan kita yang hanya membaca dan mendengar kisah dibalik peringatan Hari Pahlawan dapat meneladani sosok Pahlawan tersebut.

Dalam KBBI,  Pahlawan diartikan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; pejuang yang gagah berani.

Berani membela kebenaran, hal inilah yang saya petik sebagai sifat dari seorang Pahlawan. Bukan hanya berani, tetapi kebenaranlah yang menjadi tujuannya. Seperti pribahasa yang mengatakan "Berani karena benar, takut karena salah". Mereka yang gugur dalam peristiwa 10 November adalah mereka yang memperjuangkan kebenarannya untuk melindungi negeri tercinta dari ancaman pihak manapun. Untuk masalah sejarah lengkap (peristiwanya) , saya kurang memahami karena dari kecil hingga sekarang, saya kurang suka membaca catatan sejarah (untuk yang ini jangan ditiru ya) karena di sekolah lebih senang pelajaran berhitung dan ilmu alam. Jadi giliran pelajaran sejarah, saya kurang memperhatikan. Tetapi kalau Hari Kemerdekaan dan Pahlawan, Alhamdulillah, saya sudah hafal diluar kepala.

Lalu, masih adakah Pahlawan di masa sekarang?. Dimana negeri kita sudah berdaulat, bentuk pemerintahan telah teratur, setiap kota/kabupaten dipimpin kepala daerahnya masing-masing. Tidak ada kerja paksa, dan lain sebagainya. Apakah kita tidak butuh Pahlawan lag?  Karena Negeri kita sudah merdeka, hasil bumi bisa kita nikmati tanpa harus terjerat oleh orang asing yang tak berkepentingan.

Jawabannya Ya, sampai saat ini kita masih butuh sosok Pahlawan agar negeri ini tidak jatuh kembali ke tangan asing. Kita adalah Pahlawannya, meski tidak mengikuti perang menggunakan bambu runcing atau senapan. Banyak hal yang mesti dilakukan di masa milenial seperti sekarang ini. Bukan berdiam diri atau berpangku tangan apalagi menyalahkan orang lain.

Satu hal yang harus ditanamkan dalam diri yaitu kebenaran. Untuk menjadi Pahlawan bukanlah memegang dan menodongkan senjata, atau berdiri tegak dengan kesombongan jabatan. Tetapi memulai dari diri sendiri, menanamkan kebaikan dari jiwa lalu menebarkannya ke sekitar. Karena kebaikan mengantarkan kita ke jalan kebenaran dan sebaliknya, kemudian jiwa Pahlawan akan mudah untuk masuk dalam diri.

Jika kita tak mampu menjadi Pahlawan untuk banyak orang, minimal kita adalah Pahlawan untuk diri sendiri dan tidak merusak atau menghancurkan orang lain.

*SelamatHariPahlawan*
101117
@gudesmaa21

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar