Si Putih Belang



Beberapa hari yang lalu saya sempat kesal dengan kucing tetangga yang seringkali menghampiri kucing kami di rumah. Ketika pintu terbuka sebentar saja, kucing tetangga dengan sigap mencuri celah agar bisa bertemu dengan meong kami. Sepertinya ia lagi kasmaran. Padahal kucing kami selalu saja sembunyi dan ketakutan jika ia datang. Si hitam sampai mencari tempat tertinggi di atas lemari untuk menghindari cengkraman kucing tetangga. Dan saya sigap  mengambil sapu untuk mengusirnya. Untung saja hewan, kalau manusia sudah saya laporkan ke komnas perlindungan anak, hehehhe.


Kami memiliki dua kucing yang berjenis kelamin betina, satu berwarna hitam dan yang lain berwarna putih belang hitam. Kedua kucing tersebut berasal dari hasil keturunan nenek moyang kucing yang kami adopsi dari jalanan. Dimana, nenek moyangnya kabur dari rumah setelah melahirkan dan merasa anaknya sudah besar.


Sebenarnya lebih dari sepuluh bahkan mungkin berpuluh-puluh karena sudah beberapa generasi yang melahirkan hingga menyisakan dua tersebut. Tetapi, ada yang sedikit aneh dari kucing-kucing tersebut, setiap melahirkan maka yang tetap hidup dan bertahan lama hanya satu atau dua kucing. Ada yang meninggal saat umur masih beberapa hari, terus meninggal beberapa minggu kemudian atau bulan kemudian. Alhasil kami tidak bisa melihat tumbuh kembang mereka secara bersama-sama. Kematian merekapun berbeda-beda, ada yang tiba-tiba mati saat tidur, sampai ditabrak pengendara di jalan.

Dan hari ini, peristiwa tersebut terjadi lagi. Si putih belang hitam telah menghadap-Nya karena ditabrak pengendara. Sedih, itulah yang saya rasakan. Ia termasuk kucing kesayangan yang seringkali mengajak bermain dengan menggigit kedua kakiku. Bukan hanya saya yang sedih, si hitam juga menunjukkan rasa sedihnya. Ia lebih terlihat pendiam dan banyak merenung. Teman berkelahinya telah meninggalkannya tanpa ia tahu kapan bisa berjumpa lagi.

Hari ini, meongan kucing sirna. Dalam menikmati makanan pun sangat berbeda. Biasanya selalu bersama si hitam dan si putih belang yang selalu ngerecoki saat lagi makan. Si putih telah pergi sedangkan si hitam termenung dalam diam.


@gudesmaa21
131117

You Might Also Like

1 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar