Pondok Robithoh Pengikat Hati Part 7


Sudah tujuh hari semenjak kejadian di Tabligh Akbar. Pira lupa menemui Bu Nyai untuk menyampaikan amanah dari Intan. Lagipula Intan sepertinya juga sibuk oleh kegiatan Pondok yang menyita waktunya. Bahkan untuk mengobrol atau mengingatkan keinginannya tidak dapat dilakukannya.

Sore itu, Pira dipanggil Bu Nyai. Mendengar nama Bu Nyai, Pira kembali ingat atas janjinya kepada Intan. Kebetulan Bu Nyai memanggilnya, kesempatan tersebut akan dimanfaatkan Pira untuk menyampaikan pesan Intan yang masih membebani pundaknya. Ia menyesal telah berjanji kepada Intan, padahal di dalam hatinya masih tersimpan goresan tinta cinta yang belum terhapus sepenuhnya untuk lelaki tersebut. Rasanya ia tidak sanggup jika harus jadi perantara antara Intan dan bang Dana.

Pira melangkah hati-hati menuju kediaman Bu Nyai, Pikirannya masih tak karuan. Hal apa yang akan dibicarakan oleh Bu Nyai, apakah ia telah melakukan kesalahan atau hal lainnya. Juga amanah dari Intan yang harus ia sampaikan segera.

"Assalammu'alaikum Bu, Ibu memanggilku?."

"Iya Pira, silakan duduk."

Setelah dipersilakan duduk, Pira tidak mau membuang waktu, ia memutuskan untuk menyampaikan amanahnya terlebih dahulu sebelum mendengar sesuatu yang akan disampaikan oleh Bu Nyai.

"Bu, Pira minta maaf sebelumnya. Apakah boleh?Pira berbicara terlebih dahulu sebelum Ibu menyampaikan sesuatu."

"Ada apa Pira? kamu sudah tahu apa yang mau Ibu sampaikan?."

"Tidak Bu, saya belum tahu. Hal yang ingin saya sampaikan adalah amanah dari saudara saya untuk Ibu Nyai, sebenarnya hal ini seharusnya disampaikan sejak seminggu yang lalu, tetapi karena belum ada kesempatan. Jadi, hari ini mau saya sampaikan."

"Oh, Apakah hal tersebut begitu penting Pir, sehingga kamu buru-buru untuk menyampaikannya?."

"Iya Bu, hal ini sangat penting."

"Baiklah, silakan kamu utarakan pada Ibu."

"Begini Bu, salah satu teman saya yang bernama Intan ingin mengajukan proposal untuk mengenal lebih dekat salah satu santri yang kami lihat saat acara Tabligh Akbar kemarin. Intan sangat tertarik dan ingin mengenalnya lebih jauh. Apakah Ibu mengenalnya? seperti yang disampaikan saat Tabligh Akbar, nama pemuda tersebut adalah Salim Perdana. Ia merupakan pembawa acara pada acara tersebut."

"Allahu Akbar, Salim Perdana? apakah Ibu tidak salah dengar Pir.?"

"Iya Bu, kenapa?"

"Ibu mengenal pemuda itu, Dia adalah santri baru yang tersesat di pesantren ini beberapa minggu yang lalu. Tetapi, ia telah memilih perempuan yang ingin ia nikahi. Salim telah mengajukan pada Ustads Husain bahwa ia ingin mengenal perempuan yang ia lihat saat Tabligh Akbar kemarin." jelas Bu Nyai.

"Benarkah itu Bu? Apakah Intan adalah perempuan yang ia suka?"

"Maafkan Ibu Pira, sayangnya Intan bukanlah orangnya. Melainkan kamu, Salim tertarik mengenalmu lebih jauh lagi. Ia mengatakan kalau dia ingin mengulang kegagalan lima belas tahun yang lalu kepadamu. Dan dia juga menceritakan masa lalu kalian kepada Ustads Husain. Kami menyetujuinya, oleh karena itu Ibu memanggilmu."

"Tapi Bu?"

"Tapi kenapa? apakah kamu tidak mau menikah lagi Pir?"

"Bukan begitu Bu, saya masih punya keinginan untuk menikah. Tetapi saudara saya terlebih dahulu sudah menyukai pria tersebut. Saya tidak mungkin mengkhianatinya." jawab Pira cemas.

" Iya Pira, Ibu tahu perasaan kamu saat ini. Kamu tidak ingin menyakiti sahabatmu, Intan. Tetapi lamaran untukmu sudah ada sejak lima hari yang lalu. Hanya saja Ibu dan Ustads Husain masih mempelajarinya terlebih dahulu. Apalagi pemuda tersebut adalah orang baru yang masih perlu diselidiki."

"Terus Bu, Apakah pemuda tersebut benar-benar masih sendiri. Sepengetahuan Pira. Bang Dana sudah menikah dan bahagia bersama istrinya."

"Iya, tetapi itu dulu sebelum istrinya meninggal saat melahirkan anak kedua mereka. Sejak saat itu, Salim depresi dan protes kepada Tuhan. Karena saat itu dia mulai mencintai istrinya istrinya yang begitu baik dan solehah. Dia juga mengatakan, ia telah melupakanmu."

"Lalu, kenapa dia ada disini. dan kemana anak-anaknya sekarang?"

"Allah yang telah mentakdirkan Salim menuju Pondok ini nak. Saat ia kehilangan istrinya dan depresi. Ia memutuskan untuk mengadakan perjalanan mencari keadilan dan kedua anaknya dititipkan kepada ibunya. Setelah mengalami banyak peristiwa, ia tersesat di ruangan Ustads Husain saat Salim dikejar oleh warga yang telah memergokinya mencuri di rumah warga. Salim melakukan perbuatan tersebut karena terpaksa, ia sangat lapar dan butuh asupan makanan untuk melanjutkan hidup. Sedangkan bekal yang ia bawa dari rumah sudah habis tak tersisa.

"Ohh, begitu ceritanya Bu. Tetapi, Sebelumnya saya minta maaf, untuk saat ini belum ingin menikah. Saya mau  menyelesaikan hafalan saya yang belum rampung."

Pira, dengarkan Ibu nak. Kamu jangan mencari alasan. Sebaiknya kamu jangan terburu-buru menolaknya. Setelah ini silakan kamu istikhorohkan, tanyakan kepada Allah. Apakah perkara ini baik untuk kehidupan dunia dan akhiratmu ke depannya. Jika kamu menolak sekarang, sama saja kamu menolak rezeki dari Allah. Apalagi orang yang kamu tolak adalah orang baik. Tidak baik itu nak." nasehat Bu Nyai.

"Tidak bisa Bu, Bagaimana dengan Intan?"

"Untuk masalah Intan, nanti Ibu akan membantu kamu berbicara dengan Intan."

"Silakan kamu baca proposal Ini, disini sudah tertulis semua  tentang Salim. Silakan pikirkan dengan hati yang tenang. Jika kamu setuju, maka kamu berikan ibu biodata kamu kepada Ibu agar bisa dilihat oleh Salim." Terang Bu Nyai sambil menyodorkan beberapa lembar kertas.

"Iya Bu, terima kasih."

"Sama-sama Pira, semoga kalian berjodoh."

"Bu, boleh saya meminta sesuatu? tolong jangan ceritakan ke siapa-siapa tentang hal ini. Terutama kepada Intan. Nanti, Pira yang akan menyampaikan dengan Intan secara langsng dan dengan cara yang baik-baik." pinta Pira penuh harap.

"Baiklah Pira, semoga Ibu mendengar keputusan baik dari kamu."

Pira keluar dari kediaman Bu Nyai dengan perasaan yang campur aduk. Antara sahabat atau pria masa lalunya itu.


To be continued....
Sebelumnya di Part 6
@gudesma_arin
211117
#OdopTantanganCerbung
#Part7


You Might Also Like

1 komentar

  1. selanjutnya di Part 8 : https://gudesmaa.blogspot.co.id/2017/11/pondok-robithoh-pengikat-hati-part-8.html?m=1

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan komentar