Habits dan Passion

Sumber Gambar : Pencarian google (Lihat disini)

Bukanlah hal yang mudah untuk melakukan hal yg tidak kita sukai.  Misalnya pada saat awal belajar di sekolah. Apa yg kita rasakan?  Bosan,  pusing, sulit dan alasan-alasan lainnya. Tak hanya sekolah, dalam pekerjaan pun kadang-kadang sebagian orang mengeluhkan tempat kerjanya yg baru karena iklim kerja tak sesuai dengan yg ia harapkan sehingga ia memutuskan untuk keluar dan mencari pekerjaan baru. Padahal setiap orang merasakan rasa yg tidak nyaman terlebih dulu dalam mencoba atau berada di lingkungan yang baru. Hanya ia lah yang mampu menunjukkan, apakah mampu untuk bertahan atau menyerah sebelum perosesnya benar-benar selesai. Dan kegagalan atau kesuksesan adalah dua pilihan yg harus dirasakannya dikemudian hari.


Tetapi, terkadang hal yg diawali karena terpaksa dan dijalani secara ikhlas dan konsisten maka lama kelamaan berubah menjadi hal yang disenangi dan memberikan manfaat. Sebaliknya sesuatu yg disenangi pun bisa hilang jika tak dilakukan terus menerus. Maka cara pandanglah yang membuat seseorang mampu membentuk keahliannya. Meski sebelumnya ia adalah zero, tak ada arti. Hal ini dapat dikatakan proses membentuk habits.  Habits adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sampai ahli meski diawali dengan keterpaksaan dan kuncinya adalah keinginan dan konsisten.

Selanjutnya dalam hal mencoba sesuatu yg baru. Saya termasuk korban dari sifat yg suka mencoba sesuatu yg baru. Karena menurut saya setiap hal harus dicoba dan dipraktekkan terutama hal yg bermanfaat kecuali hal buruk yang harus dijauhi. Sampai saat ini tak terhitung apa saja yang pernah saya coba dari memasak berbagai macam masakan, membaca tulisan asing yang benar-benar asing,  menulis apapun yg ingin ditulis, berbicara di depan umum (padahal aslinya saya orangnya demam panggung),  sampai membuat prakarya dari kardus, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Namun, dibalik itu semua selalu ada rasa malas menyuruhku untuk berhenti ketika sudah menyelesaikan satu hal baru hingga apa yg dipelajari hilang sebelum menjadi sebuah keahlian yg dapat dimanfaatkan kelak. Hal ini termasuk ujian habits,  kita seringkali berhenti ditengah jalan dalam melakukan hal baik padahal sedikit lagi hasilnya akan kita tunai.

Dari pengalaman ini saya belajar bahwa tak semua hal harus kita kuasai. Karena sejatinya kita hanya manusia biasa yg tidak bisa menguasai semua keahlian sekaligus dalam satu waktu. Orang yg pandai dalam matematika ternyata dalam menulis ia sangat buruk, ada juga orang yg sangat ahli dalam berenang tapi ia menyerah kalau harus bertarung lari dengan yang lainnya. 

Semua mempunyai tempatnya masing-masing, yang harus kita lakukan adalah terus mencari keahlian apa yang cocok untuk kehidupan kita kelak. Bukan karena ikut-ikutan teman,  paksaan dari orang tua atau hanya ingin mendapat pujian dari orang lain. Keahlian yang baik adalah sesuatu yang membuat kita nyaman melakukannya, tanpa dibayar pun kita merasa senang. Nah,  hal inilah yang dinamakan passion. Maka ayo kita kenali passion masing-masing karena dengan begitu kita lebih mudah dalam mengarahkan tujuan yg akan kita capai. 

Jadi,  kesimpulannya. Menurut saya  "Passion itu dapat diciptakan dari habits".

Hallo sahabat,  bagaimana habits dan passion kita? 
Saya juga masih nyari-nyari nih....
Semoga segera dipertemukan dengan passion yg benar-benar "SAYA" bukan dia atau mereka. 

Sumsel, 19 Oktober 2017.
@gudesmaa21


You Might Also Like

2 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar