Ujian rasa untuk Aliya Part 4 (The end)




"Saya terima nikahnya, Rini Binti Roni dengan mas kawin tersebut, Tunai" Ucap Kak Iwan dalam satu tarikan nafas.

Barakallah laka wa baraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fil khair, semoga Allah S.W.T juga memberi anugerah barakah atasmu dan menghimpun kalian berdua di dalam hal kebaikan. Beribu ucapan untuk pernikahan mereka, dalam lirih pun Aliya juga berdoa untuk kebahagiaan mereka.

Air mata Aliya menetes, setelah menyaksikan peristiwa sakral yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, dua orang yg ia sayangi kini telah menjadi pasangan halal yaitu Mb kesayangan dan Kakak impian. Berkali - kali ia mencoba menahan air mata yang terus keluar dari kelopak matanya, namun tak bisa ia bendung. Tumpah ruah, raut wajah cantiknya telah dihiasi butiran air mata kesedihan dan kebahagiaan yg tercampur jadi satu.

Sepanjang acara yang digelar, raut muka Aliya datar tanpa ekspresi. Wajahnya tak mampu menunjukkan perasaan yang sebenanrnya, sedih atau bahagia. Dilema cinta yang terjadi sebelum dimulaipun mampu menorehkan rasa yang begitu sakit bahkan lebih sakit dari sebelumnya. Harapan dan mimpi yang pernah terbesit, menguap dan hilang dalam udara hari itu. Aliya mencoba kuat seperti karang yang tetap tegar meski dihempas ombak setiap hari, dan seperti tembok yang tetap berdiri meski sering dihantam hujan atau panasnya matahari.

Keesokan harinya, Aliya mengumpulkan catatan-catatan yang pernah ia tulis tentang kak Iwan untuk dibakar, ia ingin kenangan itu benar-benar hilang tanpa sisa baik dari pikirannya atau apapun yang berhubungan dengan rasa itu. Aliya tak ingin rasa itu akan menjadi bumerang untuk keluarga baru Mb Rini jika rahasia itu terungkap. Satu persatu tulisan puitisnya dibakar dan berubah menjad abu. Kertas itu hilang bersama kenangan yg pernah ia buat bersama cinta semu. Puisi-puisi panjang yg tercipta harus musnah, padahal bisa menjadi karya yang bisa dibagi ke khalayak ramai, tetapi Aliya lebih memilih memusnahkannya karena cinta itu telah musnah bersama peristiwa sakral yg ia saksikan kemarin sore.

Dan akhirnya, Aliya kembali dalam kisahnya yang baru. Mengejar impian besar yang sempat tertunda, fokus menyelesaikan sarjana dan membuat usaha sendiri lalu menikah dengan seseorang yg dipilih oleh Allah untuknya. Dalam lamunannya ia mendengarkan nasyid dari Maidany.

Di sini pernah ada rasa simpati
Di sini pernah ada rasa menggagumi
Rasa ingin memilikimu
Memasukkanmu ke dalam hati ini
Menjadi penghuni...
Mencoba berlindung di balik fitrahnya hati
Untuk mencari pembenaran diri...
Namun Ternyata semua hanya permainan nafsu

Untuk memburu cinta yang semu
Aku....   Tertipu...
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam 2 x

Aku ingin rasa cinta ini
Masih menjadi cinta perawan
Cinta yang hanya aku berikan
Saat ijab qabul telah tertunaikan 2 x

Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam 3 x
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang  ku tanam 2x
Tuhanku berikanku cinta yang Kau titipkan
Bukan cinta yang pernah ku tanam
Pada Seseorang 3x

The End
Lihat Part 3 di : http://gudesmaa.blogspot.co.id/2017/10/ujian-rasa-untuk-aliya-part-3.html?m=0

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar