Ujian rasa untuk Aliya Part 2



"Huaaa" Aliya menghempaskan dan merebahkan badannya diatas tempat tidur yg berselimut seprei bunga-bunga. Sama seperti hatinya yang sedang berbunga-bunga. Semakin lama dan semakin dipikirkan,  kekagumannya terus bertambah. Aliya bahkan tidak mendengar suara ketukan pintu dari kamarnya.

"tok tok tok" pintu kamarnya diketuk seseorang,  tapi Aliya masih dalam mimpi akan pangeran impian yg baru saja dilihatnya kemarin.
"tok tok tok" pintu kamar kembali diketok dengan nada yg lebih keras dari sebelumnya. Tapi Aliya tetap sibuk dengan dairy yg sedari tadi diisi tentang perasaan aneh yg sedang menimpanya.

Untuk ketiga kalinya,  pintu diketuk seseorang,  dan yang ini terlalu kencang sehingga membuat Aliya terperanjat dan dengan sigap menyembunyikan buku diary nya dibawah bantal dan segera menuju pintu dan membukanya.

"Eh,  kamu hen,  kenapa ngetuk pintu kamarku kencang sekali".
"kamu itu kenapa,  sudah berkali-kali aku ketuk pintu kamarmu,  tapi tidak ada jawaban,  sampai aku terpaksa mengetuknya dengan keras "
"ohhh,,  maaf ya,  aku lagi asik menuangkan inspirasi dalam catatan rahasia", ujar Aliya untuk menyembunyikan rasa itu.
"mau ikut kami gx?
"kemana?
"ke masjid Al-Furqon samping kampus, ada pengajian"
"haa,  pengajian. Malas ah Hen, aku dikamar aja sambil melanjutkan inspirasi yg tadi"
"yakin gx mau ikut? Tema nya bagus loh"
"gak Hen, kapan-kapan aja,  nanti inspirasiku bisa hilang kalo aku ikut pengajian, hehehhe" ucap Aliya cengengesan"

Aliya kembali ketempat tidurnya, melanjutkan kata untuh ditorehkan di buku harian miliknya. Selesai mencurahkan segala perasaannya ia kembali bermain dengan pena, merangkai kata dan menyusunnya menjadi sajak indah yg mewakili perasaannya. Puisi demi puisi tercipta dari sebuah rasa yg tidak ia tahu, akan berlabuh atau hanya berlalu menjadi masa lalu.

"Waw, ini puisi terpanjang yg pernah aku buat", Aliya bergumam sendiri.  Lalu dilihatnya sekeliling, hamparan buku,  alat tulis,  bantal dan guling berserakan seakan memanggil "kembalikan aku pada tempatnya" .
" sepi,  kenapa tidak ada suara? Kemana mb Heni dan Mb Rini?"
Mb Rini adalah teman satu kost an Aliya dan Heni,  ia paling senior diantara mereka.  Mb Rini sedang penelitian dan sibuk menulis skripsinya. Meski sibuk dengan skripsi, Mb Rini tak pernah absen ikut kajian mingguannya,  juga selalu sholat awal waktu dan sering mengajak Aliya dan Heni berjamaah bersama. Aliya yg paling susah diajak untuk sholat bersama.

"Heni,  Mb Rini,  kalian dimana?" panggil Aliya
Aliya berjalan keluar kamar, melangkah dan mencari Heni dan Mb Rini.  "Kemana mereka pergi, kenapa aku ditinggal sendiri" ucapnya
Setelah beberapa saat,  terdengar ucapan salam dari luar.
"Assalammu'alaikum"
"Waalaikummussalam" jawab Aliya (berjalan dan membuka pintu).
"Mb Rini, Heni,  kalian dari mana?  Aku bosen sendirian"
"Kepala Aliya mungkin terbentur pintu sehingga ia lupa kalau tadi ia ingin sendirian dikamar", gumam heni dalam hati
"Kamu demam ya Al? Heni meletakkan telapak tangannya tepat dikening Aliya.
"ih,,  apa apaan sih Hen,  aku sehat kok" Aliya menyingkirkan tangan Heni dari keningnya.
"udah-udah,  ayo kita masuk dulu,  Aliya mungkin belum sadar Hen" ucap Mb Rini
"ihh,  Mb Rini malah ikutan Heni, gak asikk,  Aliya kecewa.

Percakapanpun berhenti seketika,  mereka kembali ke kamar masing-masing karena azan magrib telah berkumandang,  mereka siap-siap untuk berjamaah bersama.

Setelah selesai dengan urusan pribadinya,  Aliya penasaran. Ia menuju kamar mb Rini untuk menanyakan alasan mereka tidak mengajaknya.
"Mb,  lagi sibuk gx?" tanya Aliya dibalik pintu.
"kenapa Al,  Mb lagi packing buat mudik minggu depan"
"Mb,  mau mudik? Kenapa Mb, ada masalah ya? Bukannya Mb biasanya mudik tiap semesteran aja,  ini sepertinya ada sesuatu" tanya Aliya lagi.
" Iya Al, Ada urusan penting yg harus diselesaikan,  supaya setelah sidang sarjana urusan itu juga kelar" jawabnya.
"urusan apa Mb? Kasih tahu dong?"
"Lah,  katanya tadi mau nanya sesuatu?  Kenapa malah balik ngepoi Mb?"
"eheheh,  cuma pengen tahu aja".  Jawabnya singkat.
"ya sudah,  lupakan.  Nanti Mb kasih tahu setelah pulang dari mudik"
"OK"
"ngomong-ngomong, tadi kalian kemana?"
"kami ikut pengajian di masjid Al-Furqon Al,  kami sudah mengajakmu.  Tapi kamu sibuk dengan inspirasi yg sedang terbang dikepalamu itu". Kamu takut inspirasinya hilang, masa kamu gak ingat? Belum sehari loh?"
"OMG, iya ya inspirasi,  Aku balik lagi ya Mb menyusun inspirasi" ucapnya dan berlalu begitu saja.
"Aliya,  aliya, masih mudah tapi sering lupa" gumam Mb Rini dalam hati.

Meski pelupa,  Aliya dapat mengingat peristiwa sore itu. Peristiwa  tak biasa yg memunculkan rasa kagum pada seseorang dalam dirinya. Baginya kegaguman itu berbeda.  Tak seperti ia mengagumi Lee min hoo aktor korea yang ganteng itu atau mengagumi Teuku wisnu yang semakin menawan semenjak hijrah dan memanjangkan jenggotnya.

Rasa itu terus saja bergelayut dipikiran Aliya walaupun sampai sekarang ia belum menemukan nama lelaki tersebut. Tak hanya peristiwa pertama yg ia temukan pada sosok misterius itu,  tapi berkali-kali rasa kagum itu muncul ketika melihat sosok itu yang sangat berbeda dari yang lain. Kekaguman itulah membuat ia ingin sekali mengenal pemuda itu lebih jauh lagi.

Semenjak hijrahnya dari kesia-siaan pacaran 1 tahun yang lalu,  Aliya berhasil move on dari mantan pacarnya Doni yg telah menghianati dirinya.  Tanpa pikir panjang Aliya lalu memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Doni,  meski saat itu hatinya masih terpaut pada Doni. Sulit untuk Aliya melupakan semua kenangan tentang Doni, sampai akhirnya ia dipertemukan dengan Mb Rini yg waktu itu menjadi guru mentoringnya Aliya. Hingga akhirnya Aliya memutuskan untuk tidak jatuh cinta sebelum rasa itu memang halal untuknya.

"Tapi,  apa yang terjadi?" gumam Aliya.  Ia seperti terperangkap dalam janjinya sendiri. Ingin sekali ia melanggar janji itu dan mengatakan "Mr X, aku mengagumimu". Namun Aliya mencoba untuk tetap bertahan dalam komitmen yg sempat ia buat 1 tahun yang lalu.

To be continued...
Lihat Part 1 disini :(http://gudesmaa.blogspot.co.id/2017/10/ujian-rasa-untuk-aliya-part-1.html?m=1)

You Might Also Like

1 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar