Pendidikan formal adalah hal terpenting yang harus dijalani setiap individu untuk meraih ilmu ataupun gelar agar masa depan yang diharapkan terwujud. Dalam pendidikan formal, kita mengenal dua kategori sekolah, sekolah unggul dan sekolah biasa.

Sekolah unggul adalah sekolah impian setiap anak untuk menggantungkan citanya. Karena harapan meraih kesuksesan lebih besar dibandingkan sekolah yang biasa saja. Setiap orang tua berlomba-lomba mendaftarkan anak-anaknya disekolah yang paling unggul dekat rumahnya. Jika tak ada pun, mereka rela menyekolahkan anak-anaknya jauh dari rumah agar masuk ke sekolah yg unggulan. Memang benar sekolah unggulan adalah batu loncatan untuk diterimanya seseorang ke jenjang yang lebih tinggi dengan mudah karena riwayat sekolah tersebut. Tetapi untuk bisa bersekolah disekolah unggulan memerlukan otak yang juga unggulan. Namun tak jarang ada juga sekolah unggulan yang menerima anak biasa saja asalkan memiliki kemampuan dalam ekonomi. Jadi, bukan berarti semua anak yang sekolah di sekolah unggulan adalah anak-anak yg paling unggul.

Lalu bagaimana nasib anak yang otaknya diatas rata-rata tapi tidak mampu untuk melunasi tagihan sekolah unggulan yg begitu besar atau anak yang biasa saja dalam otak ataupun ekonomi, Apakah ia tak bisa disebut dengan anak yang unggul?
Apa hanya mereka yang otaknya diatas rata-rata dan memiliki kelimpahan dana lah yg bisa menikmati dan mengembangkan potensinya.

Bukankah dalam kenyataannya sebagian besar sekolah unggul hanya menerima anak yang pada dasarnya sudah unggul. Lihat saja dibrosur setiap sekolah yang "Katanya unggul" mereka mensyaratkan nilai yang diatas rata-rata. Oleh karena itu mudah bagi sekolah tersebut untuk menjadi unggulan karena anak yg masuk kesekolah tersebut memang pilihan. Akan tetapi, hal ini berdampak pada guru yang mengajar pada sekolah tersebut. Guru disekolah unggulan lebih terlihat santai dalam mengajar dan sulit untuk membina karena mereka sudah terbiasa dengan anak-anak pilihan yang pada dasarnya sudah baik. Jadi, dimana peran guru yg mengajar di sekolah unggulan?. Apakah masih berperan atau sebagai formalitas semata? sehingga ketika anak yang biasa saja dipaksa masuk kesekolah unggul atas nama uang maka anak tersebut takkan bisa menjadi luar biasa melainkan tetap seperti biasanya.

Sekolah biasa adalah sekolah yang bisa dimasuki oleh siapa saja asal mempunyai ijazah dari sekolah sebelumnya. Sekolah ini diisi oleh anak-anak yg bervariasi, dari tingkat kecerdasan rendah sampai tingkat kecerdasan tinggi. Namun kebanyakan anak disekolah ini memiliki kecerdasan rendah atau rata-rata, sedikit sekali yang memiliki keunggulan. Sehingga sekolah inipun dijuluki sekolah biasa tanpa embel-embel unggulan dibelakangnya.

Bersekolah ditempat yg dikatakan biasa bukan berarti tidak bisa jadi unggulan. Selalu ada kesempatan dan peluang untuk meraih menjadi anak unggulan meski ditempat biasa sekalipun. Keuletan, giat belajar, selalu haus akan ilmu, tidak malu untuk bertanya adalah kunci untuk menjadi unggulan disekolah yg biasa. Setiap anak memiliki potensinya masing-masing. Olahraga, kesenian, sejarah, sains, sosial, matematika dan lainnya adalah pilihan potensi diri. Mereka yang mengenali dirinya sendirilah yang mampu mengembangkannya.

Guru yang mengajar disekolah biasa memiliki potensi lebih besar untuk membina anak muridnya dari zero to hero. Anak-anak yg biasa itu adalah tantangan tersendiri untuk Guru yang memang memilki jiwa dalam membina anak-anak. Sehingga bila seorang Guru dari sekolah biasa mampu mengantarkan anak didiknya menjadi seorang  sukses maka hal itu adalah prestasi yang patut diapresiasi karena ia telah berhasil mengantarkan seorang itik buruk rupa berubah menjadi angsa.

Jadi, Sekolah Unggulan tidak menjamin sepenuhnya untuk menjadi anak yang benar-benar unggulan. Juga tak jarang sekolah biasa mampu menghasilkan anak-anak unggulan. Untuk kamu yang sedang menempah llmu disekolah unggulan atau orang tua yg anaknya sekolah diunggulan, bersikaplah rendah hati, jangan terlalu membanggakan sekolah tersebut. Karena setiap sekolah mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hanya yang lebih giat dalam meraih keunggulanlah yang akhirnya menjadi orang yang benar-benar unggul, unggul dalam akademik ataupun akhlak.


101017
@gudesmaa21