Pernahkah Kita Jadi Pihak Ketiga?



Dalam hubungan sesama manusia, anak dan ibu,  ayah dan anak, suami dan istri, atau sahabat dengan sahabat dan hubungan lainnya. Seringkali terjadi kesalahpahaman diantara hubungan yang telah terbentuk sehingga mengakibatkan dua orang yang sangat akrab berubah menjadi musuh dalam sekejap. Masalah kecil pun akan berakibat fatal dan semakin membesar bila ditanggapi dengan emosi yang meledak-ledak. 

Permasalahan antar dua pihak ini sering terjadi karena pihak ketiga yang memberikan opini yang salah. Sehingga menimbulkan konflik berkepanjangan. Dan pihak ketiga tersebut tetap tenang seakan tak terjadi apa-apa. Yang menjadi pertanyaan, pernahkah kita menjadi pihak ketiga? Pihak ketiga dalam runtuhnya persaudaraan orang lain,  pisahnya hubungan kekerabatan. Atau merusak hubungan dua orang yang saling menyayangi. 
Menjadi sebab seseorang konflik dengan orang terdekatnya bukanlah hal yang dibenarkan. Karena saat itu kita telah menjadi gunting yang memisahkan hubungan dua orang manusia. Maka hati-hatilah dalam bicara. Kadangkala mulut tak bisa diajak kompromi, mengucap apapun yang ada dipikiran tanpa difilter terlebih dahulu. 

Pada zaman yang sudah digital seperti sekarang ini,  tak hanya mulut yang harus dijaga, tetapi tangan juga harus dijaga. Hindari penulisan status yg menimbulkan konflik atau tulisan yang mengkompori pihak tertentu. Karena bisa saja apa yang kita tulis menimbulkan hal yang tidak baik bagi hubungan orang lain. 

Kita boleh saja menjadi pihak ketiga. Pihak ketiga dalam artian lain. Yaitu menjadi penengah atau pendamai dua orang yang saling berseteru. Menenangkan bukan mengompori. Menasehati bukan memanas-manasi. Serta menjadi tempat curhat dan memberi solusi. 

Hidup terlalu berharga untuk merusak kehidupan orang lain. Alangkah baiknya mengurus kehidupan sendiri. Apa dan bagaimana menjalani hidup agar mencapai kesuksesan. Siapa dan dimana tempat tinggal dimasa tua nanti. Karena urusan sendiri saja sudah terlalu rumit untuk dipikirkan. Fokus pada pencapaian diri tanpa merusak hubungan orang lain adalah ciri-ciri orang yang bahagia dalam hidupnya. 







You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih telah meninggalkan komentar